Jakarta (Greeners) – PT Garansindo Inter Global yang menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tengah bersiap memasuki “pertarungan” bisnis sepeda motor listrik di Indonesia.
Direktur Utama Garansindo Inter Global, Muhammad al Abdullah atau yang akrab disapa Memet menyatakan bahwa dari segi infrastruktur, perkembangan mobil listrik di Indonesia memang masih sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Namun, untuk sepeda motor atau kendaraan roda dua, tidak ada alasan karena sudah cukup baik, khususnya di Indonesia.
“Dulu juga skuter matic masih jarang dipakai, orang masih sangsi. Tapi perlahan mereka menggunakan juga. Memang butuh edukasi dan tidak bisa instan. Jadi, saya rasa tidak ada alasan sepeda motor listrik tidak akan berkembang untuk kedepannya nanti,” ujarnya saat dijumpai oleh Greeners pada penyelenggaraan Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2015 di JIExpo, Jakarta, Senin (24/08).
Perkembangan sepeda motor yang masih akan terus berevolusi, dijelaskan Memet sebagai alasan dibalik Garansindo menggandeng ITS sebagai partner dalam proyek motor listrik ini. Selain itu, untuk mengembangkan produk motor listrik, ITS juga membuka kerjasama dengan perusahaan sepeda motor listrik asal Amerika Serikat, Zero Motorcycles.
“Selama ini ITS masih konsentrasinya hanya diriset saja. Nah, sekarang kita dampingi untuk produksinya. ITS kan bekerjasama dengan Zero dan Italijet yang sudah maju, seharusnya mereka percaya diri. Makanya kita tantang mereka untuk mengembangkan teknologinya itu harus bisa masuk ke pasar internasional. Kalau sudah siap, rencananya 2018 akan kita produksi secara massal,” tambahnya.
Senada dengan Memet, Ketua tim riset kendaraan listrik ITS, Muhammad Nur Yuniarto, menyatakan, sepeda motor buatan ITS tidak membutuhkan daya listrik yang besar. Hal ini berbeda dengan mobil listrik atau sepeda motor listrik lain buatan luar negeri seperti Zero Motorcycle.
Tegangan listrik yang dibutuhkan purwarupa sepeda motor listrik buatan ITS antara 90 hingga 100 volt dan mampu menghasilkan daya 5 kW. Dalam kondisi baterai penuh, motor listrik tersebut dapat menempuh jarak 100 kilometer.
“Tidak ada masalah menggunakan listrik rumah. Paling membutuhkan waktu charge sekira 2 jam untuk waktu pengisian normal. Sedangkan untuk quick charge sekitar 1 jam,” jelas pria yang juga Dosen Fakultas Teknik di ITS ini.
Nur mengakui bahwa motor listrik saat ini belum populer di Tanah Air. Meski demikian, ia optimis bahwa masyarakat Indonesia akan terbiasa dan mulai menggunakan motor listrik dalam lima tahun ke depan.
“Karena masih baru, kita harus mengubah pemikiran masyarakat mengenai motor ini. Sekitar empat sampai lima tahun ke depan, lah, masyarakat akan mulai memahami dan menggunakan motor listrik,” katanya.
Sebagai informasi, tim kendaraan listrik ITS sedang membuat purwarupa sepeda motor hasil kerjasama dengan Garansindo. Ada tiga jenis sepeda motor listrik yang dibuat, yakni klasik, skuter, dan sport.
Salah satu purwarupa skuter listrik ini dipamerkan di IIMS 2015 tanpa menggunakan bodi. Pengunjung dapat melihat sasis sepeda motor yang terbuat dari bahan tubular dengan dimensi panjang 1.904 milimeter, lebar 687 mm, dan tinggi 1.086 mm. Sumber tenaga berasal dari motor listrik berkekuatan 5 kW peak power yang didukung baterai Lithium Ion 97,2 volt. Desain bodi motor dirancang oleh Italjet, merek sepeda listrik asal Bologna, Italia.
Penulis: Danny Kosasih