FLOII 14-16 Oktober Lebih dari Sekadar Eksibisi Tanaman Hias

Reading time: 2 menit
Ketua I PFI Friesia Sutjiati Widjaja dengan koleksi tanamannya. Foto: Greeners/Ramadani Wahyu

Jakarta (Greeners) – Antusiasme masyarakat terhadap tanaman hias melonjak selama pandemi Covid-19. Namun masyarakat perlu peningkatan informasi sehingga paham jenis tanaman yang mereka koleksi. Selain itu, eksportir tanaman harus jeli terhadap jenis dan keberlanjutan tanaman yang mereka ekspor.

Menangkap perkembangan tersebut, gelaran Floriculture Indonesia International Convex (FLOII) bakal diadakan pada 14 – 16 Oktober 2022 di Hall A, Jakarta Convention Center.

Ajang ini harapannya tak hanya sebagai ajang transaksi jual beli tanaman tersebut tetapi, sekaligus ajang edukasi konservasi tanaman endemik kekayaan Indonesia di mata dunia internasional.

Quad Event bekerja sama dengan Perhimpunan Florikultura Indonesia (PFI) menggelar acara FLOII ini. Mengusung tema “Empowering Mindscapes and Transforming Indonesia Tropical Plants Industry”, eksibisi ini merupakan tonggak awal wadah penggemar dan pengusaha tanaman hias di Indonesia.

Ketua I PFI Friesia Sutjiati Widjaja menyatakan, sering dengan pandemi Covid-19, minat dan antusiasme masyarakat terhadap tanaman hias semakin melonjak. Bahkan menjadi lifestyle yang harus ada baik di indoor maupun outdoor rumah.

Momentum ini komunitas penggemar dan pengusaha tanaman hias sambut baik untuk menawarkan berbagai varietas tanaman, termasuk endemik.

Kekayaan keanekaragaman tanaman endemik Indonesia tak perlu diragukan lagi. Friesia mengungkap, bahkan tiap bulan selalu ada saja baik temuan varietas tanaman baru hingga persilangan baru.

Hal ini berpotensi besar terhadap nilai tanaman tersebut Indonesia di mata dunia seiring banyaknya ekspor di bidang tersebut.

“Namun sayangnya, masih banyak eksportir yang tak memiliki kesadaran dalam standar penjualan tanaman endemik. Seperti langsung cabut dan jual secara instan tanpa memperhatikan keberlanjutannya. Lama-lama pasti habis,” katanya kepada Greeners, Rabu (5/10).

Sejumlah koleksi tanaman yang indah dan apik. Foto: Friesia S

Citra Tanaman Hias Indonesia

Tak hanya itu, risiko cara penjualan secara “cabut jual” ini lanjutnya, berisiko tinggi menyebabkan tanaman tersebut mati saat ada di tangan klien di luar negeri. Imbasnya, citra Indonesia di mata dunia akan buruk karena mereka menduga menjual tanaman tak layak. Seharusnya, para eksportir melakukan pembibitan hingga kuantitas tertentu sebelum akhirnya mereka jual.

Oleh karena itu, ajang FLOII ini sebagai edukasi kepada para penjual dan penggemar tanaman sekaligus mengembalikan citra tanaman endemik Indonesia di mata dunia.

FLOII harapannya menjadi tombak awal ekosistem industri tanaman hias di Indonesia hingga diakui sebagai eksibisi keanekaragaman hayati paling lengkap.

Acara ini juga akan menghadirkan pameran Business-to Customer (B2C) dan Business-to-Business (B2B). Selain itu juga kontes empat jenis tanaman hias, seperti Aglonema, Aroid mulai Philodendron hingga Anthurium, Sansevieria, serta Platycerium.

Ada pula talkshow dengan narasumber yang fokus di bidang tanaman hias. Acara ini juga menghadirkan kontes instalasi landscape exhibition tanaman hias.

Landscape exhibition selama ini cenderung pada para arsitek ya, kali ini kita hadirkan di Indonesia. Mereka dibebaskan membuat dekorasinya seperti apa dibebaskan. Asal kece, tahan tiga hari di ruangan,” kata perempuan yang akrab disapa Ica ini.

Berkontribusi Positif dan Dongkrak Nilai Ekspor

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian Liferdi Lukman berharap, momentum eksibisi seperti FLOII dapat terus berkontribusi positif terhadap nilai ekspor florikultura di Indonesia. Beberapa tanaman hias yang Indonesia ekspor yaitu anggrek, krisan, mawar, hingga bunga lili.

Ia mengungkapkan dari sekian banyak kekayaan florikultura di Indonesia, ada sekitar 361 jenis yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Hortikultura berdasarkan Kepmentan 591.1 Tahun 2020.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top