Enam Orang Tewas dan Dua Hilang Dalam Banjir di Bangli Bali

Reading time: 2 menit
Denpasar (Greeners) – Pulau Bali dilanda bencana alam dalam sepekan terakhir hingga menewaskan enam warga dan puluhan lainnya terluka. Bencana terparah menimpa Kabupaten Bangli yang berjarak 60 kilometer dari Denpasar yaitu banjir bandang dan tanah longsor.
Dari enam korban korban tewas, baru lima orang yang berhasil ditemukan, yaitu I Wayan Dastri, (29), I Made Karbi (36), Jro Mangku Witri (46), dan Ketut Ari Saputra, bocah lima tahun dan Wayan Budaradnya (25). “Korban terakhir kita temukan siang tadi (kemarin-red) sekitar pukul 13.35 WITA,” kata Kepala Seksi Data dan Pelayanan Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Bali I Nyoman Suanjaya, Kamis (15/3). Satu korban yang belum ditemukan yakni Ketut Tapa (12) yang merupakan adik Budaradnya. Selain korban tewas, sedikitnya 17 warga terluka dan dirawat di RSUD Bangli. “Kerusakan rumah dan infrastruktur serta kerugian masih dihitung,” papar Suanjaya.

Polres Bangli mencatat ada 23 titik longsor dan banjir di dua desa yang menjadi lokasi terparah, Belandingan dan Pinggan yang berdekatan dengan obyek wisata Kintamani akibat hujan deras disertai badai yang melanda sejak Selasa (13/3) sampai Rabu (14/3).
Menurut dia, proses pencarian korban terkendala medan, dimana hampir seluruh jalan akses menuju Desa Belandingan terputus akibat tertimbun longsoran dan pohon tumbang. Namun sejak Kamis (15/3) tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana, Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI dan Kepolisian sudah mulai bisa masuk ke Desa Belandingan setelah alat berat  buldoser diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pembersihkan jalan yang ditutup longsor. Sebagian tim lagi bergerak ke lokasi bencana lainnya di Bangli, yaitu di Desa Pinggan, sekitar 6 kilometer dari Desa Belandingan. “Kita berharap korban terakhir bisa segera ditemukan,” kata Kasubag Humas Polres Bangli AKP Ida I Dewa Nyoman Rai.

Sedangkan  Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan banjir bandang dan tanah longsor di Desa Belandingan dan Pinggan  Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali pada Selasa (13/3) pukul 20.15 WIT telah menyebabkan 4 orang meninggal, 2 orang hilang, 2 orang orang luka-luka 17 KK mengungsi. Warga diungsikan di dua banjar yaitu Banjar Yeh Manbeh dan Banjar Tegal Sari.

BNPB mencatat kerugian akibat banjir dan longsor tersebut yaitu 52 ha sawah rusak berat dan Jalan Raya Kintamani-Singaraja tertutup material Longsor. Banjir dan tanah longsor terjadi karena hujan lebat yang terus menerus.
Sutopo menjelaskan upaya yang telah dilakukan antara lain koordinasi BPBD Provinsi Bali, BPBD Bangli dan instansi terkait untuk pendataan korban dan kerugian material serta penangaanan bencana di lokasi. BPBD Prov. Bali juga telah memberikan bantuan berupa makanan siap saji kepada Bupati Bangli untuk disalurkan kepada korban.
Sedangkan Bupati Bangli I Made Gianyar mengaku telah memerintahkan aparat untuk mengevakuasi seluruh warga Desa Belandingan dan Pinggan karena hujan dan badai masih terus turun sehingga dikhawatirkan terjadi bencana susulan. “Kita sudah siapkan sembako, pakaian dan kebutuhan lainnya, hanya saja pengirimannya belum berjalan lancar karena akses ke lokasi masih cukup sulit,” katanya secara terpisah.
Hujan lebat dan badai dalam dua hari terakhir juga mengakibatkan banjir bandang di desa Sudaji dan Lemukih, Kabupaten Buleleng, utara Bali. Selain itu, jalan utama yang menghubungkan Denpasar-Buleleng sempat terputus karena tertutup longsor. Daerah lainnya yang juga terkena bencana tanah longsor yakni Tabanan, Badung, Gianyar dan Karangasem. Puluhan rumah warga dilaporkan rusak akibat musibah itu. Di Denpasar, angin kencang telah mengakibatkan puluhan pohon tumbang di empat titik dan melukai tiga orang warga. “Tiga pasien kritis karena cidera kepala berat,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Sanglah Denpasar Ken Wirasandi. (G19)
Top