Jakarta (Greeners) – Untuk pertama kalinya Indonesia memperoleh koleksi sepasang Giant Panda atau Panda Raksasa dari Tiongkok untuk tujuan pengembangbiakan (breeding loan). Hal ini merupakan tindak lanjut Nota Kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok serta Nota Kerjasama business to business antara PT Taman Safari Indonesia (TSI), dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA), pada tanggal 1 Agustus 2016 di Guiyang, Tiongkok.
Sepasang panda yang didatangkan ke Indonesia ini merupakan pasangan hasil pengembangbiakan CWCA yang lahir pada bulan Agustus 2010 lalu. Kedua panda tersebut berada dalam kondisi sehat, bernama Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina), dengan berat badan masing-masing sebesar 128 Kg dan 113 Kg. Satwa panda raksasa jenis Ailuropoda melanoleuca tersebut merupakan kategori Appendiks I CITES, dan satwa endemik sekaligus ikon di negara asalnya.
BACA JUGA: Indonesia Dinilai Belum Siap Implementasikan Protokol Nagoya
Pelaksana Tugas Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Mr. Sun Weide menyampaikan bahwa peminjaman panda ini dapat mempromosikan persahabatan antar Indonesia dan Tiongkok. Ia menceritakan, menurut masyarakat Tiongkok, terdapat filosofi Yin dan Yang dari fitur bulu yang berwarna hitam dan putih pada panda.
Yin dan Yang dipercaya sebagai bentuk keseimbangan bagi masyarakat Tiongkok. Sifat dasar panda yang lembut, dipercaya sebagaimana Yin dan Yang dapat membawa kedamaian dan keselarasan dalam hidup. Itu sebabnya satwa ini seringkali digunakan sebagai hadiah persahabatan dari negara Tiongkok kepada negara-negara sahabat lainnya, juga sebagai salah satu upaya pelestarian panda raksasa di luar habitat aslinya (ex situ).
Sampai saat ini, tercatat 15 negara telah menjalin kerjasama konservasi panda raksasa dengan negara Tiongkok, yaitu Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman, Austria, Spanyol, Inggris, Belgia, Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Kanada. Indonesia sendiri menjadi negara ke 16.
“Giant Panda merupakan harta Tiongkok yang terbatas. Kerja sama ini sebenarnya sudah dibicarakan sejak tahun 2013 lalu, saat kedatangan Presiden Xijinping ke Indonesia dan diupayakan untuk mempercepat kerja sama, saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Tiongkok pada Maret 2015. Saya berharap Giant Panda akan hidup sehat dan bahagia serta membawa kebahagiaan kepada rakyat Indonesia,” ungkap Mr. Sun Weide, Jakarta, Kamis (28/09).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada kesempatan yang sama mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Tiongkok yang telah memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk melakukan upaya konservasi panda raksasa di Indonesia.
KLHK sebagai pembina Lembaga Konservasi telah menunjuk PT Taman Safari Indonesia sebagai lokasi breeding loan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P. 83/Menhut-II/2014, tentang Peminjaman Satwa Liar Dilindungi ke Luar Negeri untuk Kepentingan Pengembangbiakan, kegiatan breeding loan harus berada di bawah pengelolaan lembaga konservasi.
“Kehadiran Giant Panda di Indonesia akan menambah koleksi hidupan liar dunia di lembaga konservasi Indonesia dan akan menambah pengetahuan dalam praktik pengelolaan konservasi ex situ spesies panda raksasa. Kami akan berupaya meniru keberhasilan konservasi panda raksasa yang gigih di Tiongkok,” tutur Siti.
BACA JUGA: Pemelihara Satwa Liar Dilindungi Secara Ilegal Belum Ditindak Tegas
Jansen Manansang selaku direktur sekaligus pemilik TSI, mengaku bahwa TSI telah menyiapkan Rumah Panda Indonesia sesuai dengan kebutuhan panda raksasa agar bisa beradaptasi dengan baik dilengkapi dengan dokter dan tenaga pembersih. PT TSI di Cisarua, katanya, telah membangun sarana prasarana berupa Rumah Panda Indonesia dengan luas kurang lebih 1.300 m2 sejak 2014. Rumah Panda Indonesia tersebut sekaligus sebagai tempat pakan panda berupa kebun berisi 20 jenis bambu seluas 10 hektar.
“Semoga sepasang Giant Panda tersebut dapat segera beradaptasi dengan rumah barunya di Taman Safari Indonesia di Cisarua dan masyarakat Indonesia bisa menikmati keberadaan Giant Panda,” ujar Jansen.
Penulis: Danny Kosasih