Jakarta (Greeners) – Kebun Raya Bogor akan memamerkan beberapa koleksi unggulannya pada perayaan Dua Abad Kebun Raya Bogor Mei mendatang. Kepala Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, Didik Widyatmoko mengatakan bahwa Rafflesia patma dan varietas-varietas baru yang masuk dalam daftar Perlindungan Varietas Tanaman serta tumbuhan hasil hibriditasi seperti Begonia dan Aeschynantus adalah contohnya.
“Varietas-varietas tersebut merupakan unggulan yang menjadi primadona di Kebun Raya Bogor,” ujarnya kepada Greeners, Jakarta, Sabtu (29/04).
Peneliti Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor–LIPI Sri Rahayu menjelaskan bahwa Rafflesia patma sangat diunggulkan karena kelangkaan dan sifatnya yang parasit. Melalui teknik grafting yang dilakukan oleh para peneliti Kebun Raya Bogor membuat Kebun Raya Bogor sebagai instansi pertama di dunia yang berhasil memindahkan bunga rafflesia di luar habitat aslinya.
BACA JUGA: Kebun Raya Akan Ekspos Hasil Penelitian Selama 200 Tahun
Grafting adalah teknik penyambungan akar inang rafflesia yaitu Tetrastigma (Tetrastigma sp.) dari famili Vitaceae. Tetrastigma sendiri adalah sejenis tumbuhan merambat yang hidup di hutan tropis. Tetrastigma sebagai inang tumbuhan Rafflesia patma yang berada di Kebun Raya Bogor, merupakan tetrastigma yang terambil dari habitat asli bunga padma di Cagar Alam Pangandaran (Ciamis, Jawa Barat). Tumbuhan ini kemudian disambungkan dengan akar tetrastigma yang sebelumnya telah tumbuh ditanam di Kebun Raya Bogor.
“Karena habitat hidupnya yang sempit, rafflesia merupakan jenis tanaman langka yang terancam punah. Perubahan tipe ekologi hutan tropis menjadi peruntukan lain ikut mengancam kelestarian tumbuhan ini. Kenapa jadi unggulan juga karena dia tumbuhan parasit maka spektakuler kalau berhasil ditumbuhkan di luar habitatnya,” jelas Sri.
Rafflesia sendiri merupakan tumbuhan endemik khas di hutan-hutan Asia Tenggara yang memiliki habitat yang bersifat lokalitas. Di Indonesia dikenal 17 spesies rafflesia. Dari yang paling besar dan terkenal seperti Rafflesia arnoldii yang berada di Bengkulu hingga Rafflesia rochusenii yang berukuran kecil yang hanya dijumpai di lereng Gunung Salak dan Gunung Gede di wilayah Bogor dan Sukabumi.
Selama berbunga, rafflesia mengeluarkan bau yang tidak sedap seperti bangkai. Bau yang tidak sedap ini sengaja dikeluarkan oleh bunga rafflesia sebagai strategi untuk mengundang lalat, yang merupakan agen penyerbukan bunga rafflesia.
BACA JUGA: LIPI: Kebun Raya Bisa Menangkal Praktik Biopiracy
Sedangkan Begonia dan Aeschynantus (bunga lipstik), lanjutnya, adalah varietas baru atau varietas-varietas temuan yang dirakit oleh peneliti di Kebun Raya Bogor, dengan melakukan hibriditasi yang menghasilkan varietas baru dan berada di Kebun Raya Bogor.
“Varietas baru ini juga yang akhirnya jadi istimewa dan itu bukan hanya Begonia dan bunga lipstik saja. Ada juga yang lain, contohnya bunga hoya,” tambahnya.
Sedangkan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah semacam hak paten atau hak eksklusif bagi peneliti atau pemulia tanaman untuk temuan barunya yang telah terdaftar sejak tahun 2000 melalui UU Nomor 29 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Dengan adanya hak PVT, maka pemulia tanaman bisa melindungi secara eksklusif varietas tanaman barunya.
Sebagai informasi, delapan varietas baru dari LIPI yang baru terdaftar oleh PVT yaitu bunga lipstik (Aeschynanthus Soedjana Kassan), bunga hoya (Hoya Kusnoto), bunga lipstik (Aeschynanthus Mahligai), bunga begonia (Begonia Tuti Siregar), dan Begonia Lovely Jo. Sri Rahayu sendiri adalah penemu PVT bunga hoya dan dan bunga lipstik. Sedangkan penemu begonia adalah Ibu Hartutiningsih bersama tim Wisnu Handoyo Ardi dan I Made Ardaka.
Penulis: Danny Kosasih