Komunitas Nol Sampah dan ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) atau Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah terus menerima sumbangan warga untuk mengembalikan populasi ikan-ikan asli sungai Surabaya. Program ini bertajuk Donasi Rengkik Kali Surabaya. Hingga Kamis (12/7), donasi yang terkumpul sudah mencapai Rp 5.025.000,-. Pengumpulan donasi dilakukan secara terbuka di tempat umum dan melalui media sosial.
Wawan Some dari Komunitas Nol Sampah mengatakan, uang yang terkumpul akan dibelikan bibit-bibit ikan asli sungai Surabaya. Antara lain rengkik (Mystus bocourti), gabus (Channa striatus), bloso (Glossogobius circumpectus), dan belut (Monopterus albus). “Yayasan Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Lamongan tidak menyumbang uang, tapi memberi 2000 bibit ikan secara gratis,” kata Wawan kepada Greenersmagz.com.
Penyumbang datang dari berbagai kalangan, masyarakat umum, pengusaha pusat perbelanjaan, sampai wakil walikota Surabaya (Bambang Dwi Hartono).
Secara berkala sejak satu minggu yang lalu, mereka melepaskan ribuan ikan asli sungai Surabaya ke habitatnya. Ini dilakukan untuk mengembalikan populasi ikan asli sungai Surabaya yang sempat berkurang lebih dari 892.712 ekor.
Jumlah ikan sebanyak itu mati sia-sia karena pembuangan limbah pabrik gula Gempol Kereb di Mojokerto. Belakangan, Pemerintah Propinsi Jawa Timur memerintahkan pabrik gula ini untuk berhenti membuang limbah ke sungai sebelum memerbaiki instalasi pengolahan air limbahnya (IPAL) mereka.
Dari hasil survey ECOTON, diketahui bahwa hadirnya ikan-ikan asing di sungai Surabaya juga mendesak populasi ikan asli. Dalam sejumlah kasus, ikan asing justru merusak keseimbangan alam. “Dari 31 studi kasus, introduksi ikan asing ke sungai mengakibatkan penurunan populasi ikan asli sebanyak 77%,” ungkap Prigi Arisandi direktur ECOTON.
Dalam survey itu, juga ditemukan fakta mengejutkan yaitu 66 ikan air tawar di Indonesia terancam punah. Penyebab utama kepunahan (35%) ikan air tawar adalah perubahan dan lenyapnya habitat. 30% karena introduksi ikan asing. Sedangkan 4% karena eksploitasi yang berlebihan.
Ikan asing yang berenang mengancam ikan asli adalah lele dumbo (Clarias gariepinus), mujair (Opheochromis musambicus), dan nila (Orheochromis niloticus). Wawan yakin, dengan meningkatnya populasi ikan asli, bisa menekan jumlah ikan asing di sungai Surabaya.
Para pecinta lingkungan yang sedang mencoba menyelamatkan sungai Surabaya juga berpesan para semua warga untuk tidak membuang sampah di sungai. Ini bisa mengakibatkan keeimbangan alam bukan saja terganggu, tapi rusak. Dengan mata telanjang masyarakat masih bisa melihat banyak popok bayi, pembalut, bahkan usus hewan potong yang mengambang di sungai. (G13)