Jakarta (Greeners) – Dua desa di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, tengah mengalami kekeringan. Berdasarkan laporan dari pemerintah daerah setempat pada Minggu (1/10), kekeringan ini telah menyebabkan terjadinya krisis air.
Wilayah terdampak kekeringan berada di Desa Jatilaksana dan Desa Kertasari. Pemicu kekeringan dua desa di Karawang itu adalah minimnya curah hujan sehingga terjadi kekeringan. Sebanyak 369 KK atau 1.039 jiwa di dua desa tersebut mengalami krisis air. Wilayah ini terpantau memiliki potensi ekstrem panjang untuk hari tanpa hujan.
Menyikapi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang bersama pihak terkait mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak. Sebanyak empat titik pendistribusian air dengan total 20.000 liter. Hal ini dilakukan dengan empat mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter.
Berdasarkan analisis El Nino, fenomena ini terasa kuat pada musim kemarau di bulan Juli hingga Oktober di Indonesia. Selain itu, banyak pula wilayah berpotensi akan memasuki puncak musim kemarau hingga bulan ini.
Pada prediksi curah hujan bulanan, curah hujan pada kategori rendah bulan ini ada di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Pulau Jawa.
Menghadapi potensi krisis air sepanjang Oktober, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga untuk bijak dalam penggunaan air bersih. Penanganan dari pihak BPBD lebih pada penanganan jangka pendek, yaitu pendistribusian air bersih kepada masyarakat.
Indonesia Alami Fenomena Suhu Panas
Dalam sepekan ini, sebagian wilayah Indonesia mengalami fenomena suhu panas yang cukup terik pada siang hari. Berdasarkan data hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu maksimum terukur selama periode tanggal 22-29 September 2023 di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi.
“Kisaran suhu antara 35-38.0 derajat Celcius pada siang hari. Suhu maksimum tertinggi selama periode tersebut ada yang mencapai hingga 38.0 derajat Celcius yang terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 25 dan 29 September 2023,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto melalui rilis tertulis.
BACA JUGA: BPBD Siapkan Beragam Antisipasi Kekeringan di Jawa Barat
Kemudian, suhu tersebut juga terukur di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka-Jawa Barat pada tanggal 28 September 2023. Sementara, suhu maksimum terukur di wilayah Jabodetabek berada pada kisaran 35.0-37.5 derajat Celcius. Suhu maksimum hingga 37.5 derajat Celcius terukur di wilayah Tangerang Selatan pada tanggal 29 September 2023.
Kekeringan Terjang Empat Kecamatan di Bogor
Pada Agustus lalu, kekeringan juga terjadi di empat kecamatan di Kabupaten Bogor. Kekeringan terjadi akibat intensitas hujan yang menurun di wilayah tersebut. Sehingga, sumber mata air warga berkurang dan warga kesulitan untuk memenuhi air bersih setiap harinya.
Merujuk laporan dari BPBD Kabupaten Bogor, lokasi terdampak kekeringan adalah Desa Tapos Kecamatan Tenjo Pada Selasa (29/8) pukul 07.00 WIB, Desa Mekarwangi Kecamatan Cariu, Desa Koleang Kecamatan Jasinga, dan Desa Cipambuan Kecamatan Babakan Madang pada Rabu (30/8) pukul 08.05 WIB.
BACA JUGA: Indonesia Berisiko Hadapi Krisis Air di Tahun 2040
Kekeringan ini tidak menyebabkan kerugian materil, namun berdampak langsung terhadap warga. Di Kecamatan Tenjo, sebanyak 437 kepala keluarga atau 926 jiwa yang terdampak kekeringan. Sementara, di Kecamatan Cariu, Kecamatan Jasinga, dan Kecamatan Babakan Madang, terdapat 1.174 kepala keluarga atau 4.408 jiwa yang terdampak kekeringan tersebut.
BPBD Kabupaten Bogor telah mendistribusikan 10.000 liter air ke Kecamatan Tenjo dan 40.000 liter air untuk Kecamatan Cariu, Kecamatan Jasinga, dan Kecamatan Babakan Madang.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia