Jakarta (Greeners) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali resmi berakhir, Rabu (16/11) dengan menghasilkan Leaders’ Declaration. Di tengah krisis iklim, Deklarasi Bali itu juga menyorot komitmen dalam pengurangan emisi di tengah tantangan volatilitas harga dan kekurangan pasokan energi.
“Kami menegaskan kembali komitmen untuk mencapai nol bersih global emisi gas rumah kaca/ netralitas karbon pada atau sekitar pertengahan abad,” demikian bunyi paragraf 11 dalam Leaders’ Declaration itu.
Di dalamnya juga tertuang komitmen mengubah dan mendiversifikasi sistem energi dengan cepat, maju, dengan mempercepat transisi energi yang berkelanjutan, adil, terjangkau, dan inklusif. Akses ini pun harus negara-negara berkembang dan rentan miliki.
Tak hanya itu, dalam paragraf 12 Deklarasi Bali itu menegaskan kembali komitmen mencapai 7 target Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu juga berupaya menutup kesenjangan akses energi serta memberantas kemiskinan energi.
Di samping itu, Deklarasi Bali dalam G20 itu juga menyepakati untuk mempercepat transisi dan tujuan iklim rendah emisi. “Kami akan dengan cepat meningkatkan penyebaran pembangkit listrik nol dan rendah emisi, termasuk energi terbarukan sumber daya,” bunyi paragraf 12.
Upayanya berupa meningkatkan efisiensi energi lewat teknologi pengurangan dan penghilangan emisi dengan mempertimbangkan keadaan nasional.
Selanjutnya, meningkatkan upaya untuk mengimplementasikan komitmen tahun 2009 di Pittsburg untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil.
Komitmen Batasi Kenaikan Suhu
Terkait perubahan iklim, paragraf 13 Deklarasi Bali menegaskan komitmen mengatasi perubahan iklim dan mengimplementasikan Paris Agreement. “Kami akan memainkan peran kami sepenuhnya dalam mengimplementasikan Glasgow Climate Pact dan hasil yang relevan dari COPs dan CMAs sebelumnya, khususnya COP 26. Termasuk seruan untuk meninjau kembali dan memperkuat target 2030 dalam NDC kami,” bunyi paragraf 13 itu.
Laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyatakan, dampak perubahan iklim akan jauh lebih rendah dirasakan pada kenaikan suhu 1,5 derajat Celcius dibanding 2 derajat Celcius. “Kami memutuskan untuk melakukan upaya untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5°C,” bunyi paragraf 13.
Percepatan Transisi Energi
Menanggapi deklarasi itu, Kepala Pusat Kebijakan Keenergian Institut Teknologi Bandung (ITB) Retno Gumilang Dewi menilai, sebagai presidensi G20, Indonesia telah menunjukkan, pengembangan energi terbarukan nasional.
“Kita sangat mendukung kebijakan itu. Terlebih saat ini Presiden memprioritaskan pada pengembangan energi terbarukan,” katanya kepada Greeners, Kamis (17/11).
Komitmen tersebut telah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Ia menyebut agar momentum KTT G20 ini dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia mendorong kerja sama mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Beberapa energi terbarukan yang potensial yakni PLTS hingga biofuel.
Saat ini pemerintah terus mendorong kapasitas energi terbarukan nasional. Adapun targetnya pada tahun 2025 harus mencapai 23-25 persen dari perkiraan investasi sebesar US$ 36,35 miliar.
Retno juga mengungkapkan pentingnya langkah pengembangan energi terbarukan dan penghentian pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), hingga menargetkan memensiunkan dini PLTU pada tahun 2050 nanti.
“Agar temperatur bumi tidak melebihi 1,5 derajat Celcius (Paris Agreement) menuju NZE (net zero emissions),” kata dia.
Apresiasi Hadirnya Deklarasi Bali
Dalam penutupan G20, Presiden Joko Widodo menyatakan, KTT G20 2022 di Bali telah berhasil mengesahkan Leaders Declaration. Deklarasi tersebut merupakan pertama kali dapat diwujudkan sejak Februari 2022.
“Sebagai Presidensi G20, Indonesia telah mengupayakan berbagai solusi terbaik selama satu tahun kepemimpinan. Alhamdulillah hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan G20 Bali Leaders Declaration,” ujar Jokowi dalam pidato penutupan KTT G20.
Jokowi juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua kepala negara yang hadir. Mereka telah memberikan fleksibilitasnya sehingga deklarasi disepakati dan disahkan.
Dokumen Leaders’ Declaration KTT G20 Bali berisi 1.186 halaman ini memuat 52 poin utama dari sikap pemimpin G20 dalam pertemuan dua hari terakhir tersebut.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin