(JAKARTA) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, curah hujan intensitas tinggi masih akan terjadi jelang akhir tahun. Oleh karena itu, BMKG meminta warga waspada terhadap kondisi di sekitarnya.
Kepala Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan, sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim penghujan. Beberapa wilayah bahkan berpotensi mengalami curah hujan tinggi hingga akhir Desember 2021. Namun, kata Fachri, puncak musim hujan baru akan terjadi pada Januari hingga Februari 2022.
“Ya jadi memang kan saat ini kita memang sebagian besar sudah memasuki musim hujan, tetapi ini belum berada pada puncaknya. Puncak musim hujan itu kita perkirakan pada Januari – Februari nanti,” kata Fachri kepada Greeners, di Jakarta, Senin (20/12) malam.
Hingga akhir Desember 2021, lanjut Fachri, potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi. Kondisi ini akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, seperti wilayah barat Sumatra, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kemudian Kalimantan bagian barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan. Lalu Sulawesi bagian barat, bagian tengah dan utara juga berpotensi curah hujan tinggi. Kemudian Papua juga, terutama bagian tengah,” ungkap Fachri.
Oleh sebab itu, BMKG mengimbau agar masyarakat waspada dampak dari tingginya curah hujan tersebut. Salah satunya potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan longsor. Kondisi lingkungan yang buruk dengan paparan curah hujan tinggi memperbesar potensi bencana tersebut.
“Pantau terus informasi dari BMKG, sesuaikan aktivitas dengan cuaca,” imbuhnya.
Waspada Curah Hujan Tinggi Saat Puncak Musim Hujan
Puncak musim hujan, baru akan terjadi mulai Januari hingga Februari 2022. Kewaspadaan perlu ditingkatkan di wilayah Jawa, Sumatera termasuk Kalimantan. Berbeda dengan wilayah lainnya, Maluku akan mengalami curah hujan tinggi pada Mei 2022 atau di penghujung musim hujan.
“Secara umum di Januari itu merata seluruh Indonesia. Tetapi yang perlu ditingkatkan kewaspadaan itu seperti Jawa, Sumatra, terutama sisi barat Sumatra. Kecuali Maluku, karena puncak musim hujannya di Bulan Mei karena pola musim hujannya berbeda di sana,” kata Fachri.
Selain itu, lanjut Fachri, warga khususnya nelayan juga BMKG minta mewaspadai dampak gelombang tinggi yang perkiraannya masih terjadi hingga tujuh hari ke depan.
“Kalau gelombang laut itu kan tergantung kecepatan angin. Memang di musim hujan ini dominan angin dari arah barat, kalau nelayan sebut itu angin baratan. Ya memang saat ini kita prediksi di Samudra Hindia, Laut Selatan Jawa, kemudian Laut Natuna juga berpotensi gelombang tinggi,” ungkap Fachri.
Pemerintah Daerah dan Masyarakat Harus Siap Siaga
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada.
“BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan siap siaga memasuki puncak musim hujan pada Januari-Februari 2022 mendatang,” katanya.
Masyarakat lanjutnya, dapat mengakses InaRISK untuk mengetahui potensi bahaya, khususnya bahaya hidrometeorologi. Dengan mengakses InaRISK masyarakat dapat tahu potensi banjir, banjir bandang, longsor dan cuaca ekstrem di wilayahnya.
Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses Info BMKG untuk memantau prakiraan cuaca. Prakiraan cuaca yang tersaji hingga tingkat kecamatan ini dapat masyarakat akses lewat handphone. “Akses pula kanal informasi resmi pemerintah lainnya,” ucap Abdul.
Penulis : Sol