Cegah Karhutla, BMKG Semai 13 Ton Garam di Kalimantan Barat

Reading time: 2 menit
BMKG akan menyemai 13 ton NaCI untuk mencegah karhutla. Foto: BMKG
BMKG akan menyemai 13 ton NaCI untuk mencegah karhutla. Foto: BMKG

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebanyak 13 ton NaCI powder (garam) akan disemai di langit Kalbar, terutama pada daerah rawan karhutla.

OMC telah dilaksanakan sejak 25 Juni dan rencananya akan berlangsung hingga 5 Juli 2024. Target penyemaian yakni di lahan gambut. Wilayah tersebut meliputi Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sekadau, dan Kabupaten Sanggau.

“Bulan Juli hingga September 2024, secara historis terjadi puncak Karhutla di Provinsi Kalbar dan umumnya di provinsi lain yang rentan karhutla,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (28/6).

BACA JUGA: 2,5 Juta Ha Gambut di KHG Rentan Terbakar, Tertinggi di Kalimantan

Data Pemantau Air Lahan Gambut (SIPALAGA) oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), saat ini menunjukkan sebagian besar lahan gambut yang berada di Kalbar sudah mengering. Selain itu, ketinggian air dalam tanah di bawah 40 cm. Ketinggian muka air tanah gambut ini sangat rendah dan menunjukkan status rawan.

Berdasarkan data tersebut, OMC yang saat ini tim lakukan, menjadi hal yang sangat penting sebagai upaya BMKG bersama stakeholder dalam mencegah karhutla terjadi di Kalbar. Sebab, apabila karhutla terjadi dan meluas, dampak negatif yang terjadi akan sangat buruk bagi masyarakat luas.

“Berdasarkan data Sipongi KLHK, tahun 2023 terindikasi lahan terbakar di Kalbar mencapai 111.848 hektare. Tentunya ini sangat luas dan OMC akan berupaya untuk memitigasi agar tidak terulang kejadian serupa,” ujarnya.

BMKG Pantau Titik Panas untuk Cegah Karhutla

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan, tim pelaksana OMC harus aktif memantau data Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) setiap harinya.

“Pada daerah yang nilainya sudah kurang dari 40 cm rawan terbakar perlu menjadi prioritas daerah target penyemaian awan,” ujar Seto.

Lebih lanjut, Seto menjelaskan berdasarkan analisis BMKG, wilayah Kalbar termasuk ke area Non-ZOM. Kemudian, dari prakiraan sifat hujan pada Juni dan Juli diprakirakan normal dan bawah normal untuk Kabupaten Kubu Raya. Seto khawatir akan terjadi kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut sebagaimana terjadi di tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Jaga Lahan Gambut untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Meskipun begitu, BMKG secara berkala akan terus memantau titik panas di wilayah Kalbar untuk memitigasi karhutla. Dengan OMC, harapannya, lahan gambut akan kembali basah dan muka airnya meningkat sehingga tidak rawan terbakar.

“Harapan dari kegiatan OMC ini adalah terjaganya kebasahan lahan gambut di wilayah Provinsi Kalbar. Sehingga, lahan gambut akan sulit terbakar ketika memasuki puncak musim kemarau,” ujarnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top