Jakarta (Greeners) – Badan Riset dan Inovasi Nasional mendorong Indonesia memanfaatkan momentum G20 untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi ramah lingkungan.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, sebagai Presidensi G20, Indonesia harus mendorong lebih aktif sektor riset dan inovasi. Hal itu penting untuk menciptakan green economy.
Untuk mendukung rangkaian G20, BRIN siap menggelar serangkaian kegiatan pada 27-30 Oktober 2022 mengusung tema Digital, Blue and Green Economy.
Kegiatan tersebut antara lain G20 Research and Innovation Ministers Meeting (RIMM), G20 Space Economy Leaders Meeting (Space20). Lalu ada pula Ministerial Conference on Space Applications for Sustainable Development in Asia and the Pacific (MC4) dan Indonesia Research and Innovation Expo (InaRIE).
“Kita ingin memanfaatkan momentum ini untuk menaikkan posisi Indonesia sebagai mitra potensial kolaborasi untuk riset dan inovasi ke depan,” kata Handoko, di Jakarta, Selasa (19/10).
Pemanfaatan Biodiversitas Dunia Lewat G20
Selain itu, Plt Deputi Fasilitas Research dan Inovasi BRIN sekaligus Ketua Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG) Agus Haryono mengungkapkan, RIIG hadir untuk mengkaji pemanfaatan biodiversitas di dunia.
Pelaksanaan RIIG terbagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama pada April 2022. Pada pertemuan pertama ini membahas mengenai pemanfaatan biodiversitas di dunia terhadap kesehatan, energi hingga perubahan iklim.
RIIG sesi kedua pada Agustus 2022. Pertemuan ini membahas mekanisme pemanfaatan biodiversitas di dunia. Kemudian untuk sesi ketiga pada 27 Oktober 2022 mendatang.
“Nanti juga akan ada Ministerial Declaration atau deklarasi tingkat menteri. Indonesia akan diwakili oleh Kepala BRIN untuk mendeklarasikan kolaborasi riset dan inovasi khususnya dalam pemanfaatan biodiversitas dunia secara berkelanjutan untuk green dan blue economy,” tandasnya.
Antariksa Untuk Pembangunan Berkelanjutan
Adapun Indonesia Space Agency (INASA) bertanggung jawab atas kegiatan Ministerial Conference on Space Applications for Sustainable Development in Asia and the Pacific (MC4).
Direktur Eksekutif INASA Erna Sri Adiningsih menyebutkan, konferensi ini untuk membahas pemanfaatan antariksa dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
“Konferensi menteri yang keempat terkait dengan pemanfaatan antariksa. Bagaimana memanfaatkan teknologi keantariksaan untuk bisa memberikan dukungan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Sebanyak 64 negara anggota UNESCAP akan hadir secara hybrid dalam konferensi tersebut.
“Kerja sama ini secara regional di Asia Pasifik untuk bersama-sama memperkuat keantariksaan dan bisa menjawab isu pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya.
Penulis : Fitri Annisa
Editor : Ari Rikin