Jakarta (Greeners) – Tim Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersiap meriset perilaku penggunaan plastik sekali pakai di pasar tradisional. Riset yang bakal rampung tiga tahun ini harapannya bisa mendorong pengurangan plastik sekali pakai oleh masyarakat di pasar tradisional.
Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan sekitar 182,7 miliar kantong plastik, masyarakat Indonesia gunakan setiap tahunnya.
Salah satu peneliti BRIN di tim itu, Nidya Judhi Astrini mengatakan, fokus penelitian ini mereka lakukan di pasar tradisional karena konsumen rumah tangga dan pasar tradisional berkontribusi besar dalam penggunaan plastik sekali pakai.
“Hasil riset ini nantinya akan menjadi sebuah produk ilmu pengetahuan atau jurnal internasional, hingga dapat diterapkan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan pemerintah,” kata Nidya kepada Greeners, Kamis (11/5).
Sebelumnya, berbagai pusat riset lain di BRIN sudah melakukan penelitian solusi dari sisi teknis, seperti pembuatan bioplastik, kantong belanja pakai ulang (reusable bag), dan sebagainya. Namun, penelitian perilaku dari masyarakat juga perlu sebagai langkah untuk menciptakan solusi yang mudah masyarakat terapkan.
Gunakan Banyak Variabel
Dalam riset ini ada banyak variabel yang akan tim gunakan. Beberapa di antaranya sikap atau pandangan masyarakat tentang shopping bags, reusable bag, dan containers. Unsur lainnya yaitu, pengaruh orang-orang terdekat terhadap kecenderungan pemakaian plastik sekali pakai, persepsi seseorang, hingga rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
Riset ini menggunakan beberapa metode seperti forum group discussion, survei, dan eksperimen. Adapun target responden untuk penelitian ini yaitu sekitar 600 orang.
Penelitian akan tim lakukan di sejumlah pasar tradisional pada daerah Indramayu, Bekasi, dan Jakarta Timur.
Tekan Perilaku Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Nidya menambahkan, saat ini riset masih dalam tahap pendanaan. Harapannya riset mulai berjalan di tahun 2023. Faktor pengetahuan dan kepedulian terhadap lingkungan akan menjadi dua faktor determinan yang signifikan dalam riset ini.
“Kami ingin membuktikan bahwa ada unsur unintended behaviour atau spontaneous reaction ketika seseorang menggunakan plastik sekali pakai di pasar tradisional,” ungkap Nidya.
Jika sudah ada hasil riset, tim ingin mendorong pemerintah lebih optimal lagi mengedukasi masyarakat. Misalnya memasukkan kurikulum di sekolah tentang mencintai lingkungan sejak usia dini.
Selain itu, hasil riset juga bisa mendorong pemerintah agar mengganti plastik sekali pakai dengan bioplastic di pasar dan beralih ke produk ramah lingkungan lainnya.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin