Jakarta (Greeners) – Pada bulan Ramadhan kali ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan bahwa setidaknya 9,8 persen takjil atau panganan berbuka puasa yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan tidak sesuai dengan ketentuan pangan olahan beredar di tengah masyarakat.
Kepala BPOM, Roy Sparringa saat dihubungi oleh Greeners mengatakan bahwa takjil yang beredar tersebut mengandung pewarna tekstil, formalin, pemanis buatan, boraks dan lainnya. Tahun lalu, terang Roy, BPOM juga menemukan 12 persen takjil yang mengandung bahan berbahaya. Namun tahun ini, hanya ditemukan sekitar 9,8 persen untuk di Jakarta.
“Temuan ini tentu akan lebih besar jika dilakukan pengawasan di daerah-daerah,” jelasnya, Jakarta, Rabu (08/07).
Sebagai contoh, untuk temuan di Jakarta, jelas Roy, BPOM DKI Jakarta telah menemukan makanan yang mengandung zat berbahaya yang dijual di fly over simpang lima Senen, Jakarta Pusat. Takjil untuk buka puasa itu positif mengandung Rhodamin B yang biasa digunakan untuk pewarna kain.
“Beberapa sampel makanan dan minuman olahan yang terbukti mengandung Rhodamin B itu adalah kolang kaling dan beberapa es campur, cendol dan keripik,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih