Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada akhir Januari hingga awal Februari 2017. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus S Swarinoto, dalam keterangan resminya meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada karena kondisi puncak tersebut diprediksi akan berdampak pada meningkatnya bencana hidrometeorologi.
BACA JUGA: Puncak Musim Hujan Diprediksi Meningkatkan Bencana Hidrometeorologi
Yunus menjelaskan, dinamika atmosfer saat ini tengah menunjukkan aktivitas monsun Asia dan interaksinya dengan gelombang tropis serta kondisi sirkulasi angin di Indonesia cenderung mendukung pertumbuhan awan hujan, terutama di kawasan Sumatra, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.
“Kami mengimbau agar masyarakat dapat mewaspadai bencana hidrometeorologi yang potensial terjadi dalam beberapa hari ke depan,” jelasnya, Jakarta, Selasa (31/01).
Beberapa area dengan tekanan rendah di selatan Indonesia, katanya, juga secara bergantian akan memicu secara tidak langsung munculnya daerah pertemuan angin yang mengakibatkan intensitas curah hujan tinggi di beberapa kawasan. BMKG sendiri mencatat beberapa wilayah akan terjadi hujan dengan intensitas lebat seperti di Bali, Nusa Tenggara Barat, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan serta pesisir selatan Jawa.
BACA JUGA: 89 Persen Bencana Hidrometeorologi Terjadi di Indonesia Sepanjang 2016
Selain itu, diperkirakan pula pada periode 30 Januari hingga 4 Februari 2017, wilayah Lampung bagian Selatan, Banten, Jawa Barat bagian Selatan, Jawa Tengah dan Timur bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengara Timur, Sulawesi Selatan dan Barat akan menjadi wilayah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas tinggi.
“Kondisi ini diperkirakan akan membuat kondisi tanah semakin rentan hingga memicu kejadian banjir maupun tanah longsor. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk terus waspada,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih