Jakarta (Greeners) – Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyatakan bahwa secara umum wilayah Indonesia pada bulan Januari hingga Februari 2015 berada pada puncak musim hujan, namun kenyataannya warga Jakarta dan sekitarnya malah merasakan kondisi cuaca yang yang berganti-ganti, antara hujan yang turun sepanjang hari menjadi panas terik secara tiba-tiba.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono R Prabowo, mengungkapkan, perubahan cuaca ekstrem ini disebabkan oleh angin dari belahan bumi selatan yang dominan kering dan mendesak angin dari belahan bumi utara yang basah.
Menurutnya, angin dari belahan bumi selatan lebih kuat sehingga mendesak angin dari belahan bumi utara untuk bergeser lebih ke utara di garis pertemuan dua massa udara (intertropical convergence zone), sedangkan angin belahan bumi selatan berembus dari barat ke timur.
“Seperti hari ini misalnya, cuaca cerah dan tidak ada hujan di wilayah Jakarta. Namun, kemarin (Senin) hujan turun beberapa kali dengan berbagai intensitas sepanjang hari,” terangnya saat dihubungi oleh Greeners, Jakarta, Selasa (20/01).
Lebih lanjut Mulyono menjelaskan, bahwa pemicu perubahan cuaca ekstrem yang sering terjadi belakangan hari ini adalah karena terdapat pusat tekanan tinggi di lautan sebelah barat Australia dan pusat tekanan rendah di Darwin, Australia. Akibatnya, angin dari barat Australia bergerak secara kuat ke arah pusat tekanan rendah dan menimbulkan angin yang mencapai Jawa hingga Nusa Tenggara.
Selain itu, kecepatan angin yang mencapai 25 hingga 30 knot yang melebihi rata-rata kecepatan angin 15 knot, juga menjadi penyebab terjadinya perubahan cuaca ekstrem tersebut. Bahkan, lanjut Mulyono, kondisi cuaca panas sempat terjadi seminggu lamanya di Nusa Tenggara karena begitu kuatnya embusan angin dari belahan bumi selatan.
(G09)