Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyarankan kepada semua pihak, termasuk pemerintah daerah, untuk mengantisipasi potensi pohon tumbang maupun benda lain seperti baliho dan reklame rusak akibat hujan besar yang akan terjadi di Indonesia, khususnya Jabodetabek.
Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan bahwa sejak awal Oktober hingga November 2017, kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi telah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau yang dikenal dengan masa pancaroba.
“Selama masa pancaroba itu, cuaca diprakirakan dapat berubah cepat, dari cerah menjadi berawan tebal bahkan bisa sampai terjadi hujan es di beberapa tempat,” jelas Hary saat dihubungi oleh Greeners, Jakarta, Senin (02/10).
BACA JUGA: BMKG Prediksikan Musim Kemarau 2017 Alami Kemunduran
Ia mengatakan kalau hujan yang turun sepanjang hari Minggu (01/10) yang disertai dengan angin kencang telah membuat beberapa pohon tumbang serta baliho dan reklame di Jakarta rusak. Jika hal tersebut tidak ditangani sejak dini dan hujan serupa kembali melanda, bukan tidak mungkin pohon dan papan reklame tumbang sehingga dapat membahayakan warga dan para pengguna jalan.
Terkait potensi hujan es, ia mengatakan bahwa hujan es bisa ditandai dengan indikasi cuaca pada satu hari sebelumnya, di mana udara pada malam hingga pagi keesokan terasa panas dan gerah. Kemudian, menjelang siang hari, akan ada tumpukan awan putih yang secara cepat berubah menjadi awan abu-abu atau hitam. Jenis awan itu dikenal dengan nama cumulonimbus (Cb).
BACA JUGA: Antisipasi Banjir, BNPB dan MIT Luncurkan PetaBencana.id
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Mulyono R Prabowo mengatakan, curah hujan di Jabodetabek saat ini memang tergolong masih rendah karena berkisar antara 57 sampai 97 milimeter per hari. Baru pada akhir Oktober nanti, curah hujan diperkirakan meninggi dengan durasi lebih lama sebab sudah memasuki musim hujan yaitu pada Januari hingga Februari 2018.
“Di masa itu curah hujan diperkirakan mencapai ratusan milimeter per hari. Pada bulan-bulan itu, hujan yang turun bisa terjadi seharian penuh, bahkan disertai petir. Sedangkan mengenai perubahan cuaca yang terjadi dalam dua pekan terakhir ini masih tergolong wajar. Sebab, September sampai Oktober memang merupakan akhir dari musim kemarau dan beralih ke musim hujan,” kata Mulyono.
Penulis: Danny Kosasih