Bioteknologi Bisa Tingkatkan Produksi Hingga Triliunan Rupiah

Reading time: 2 menit
Bioteknologi bisa meningkatkan produksi hingga triliunan rupiah. Foto: IPB
Bioteknologi bisa meningkatkan produksi hingga triliunan rupiah. Foto: IPB News

Jakarta (Greeners) – Pakar Bioteknologi Tanaman IPB University, Awang Maharijaya, menyatakan bahwa tidak rugi mengucurkan dana riset miliaran rupiah untuk pengembangan bioteknologi tanaman. Pasalnya, tanaman yang petani kembangkan dengan bioteknologi bisa menghasilkan produktivitas tinggi hingga mencapai triliunan rupiah.

Bioteknologi pertanian merupakan alat baru dalam ilmu perbaikan tanaman. Teknologi ini memanfaatkan teknik penggabungan atau penyambungan sel dan gen (DNA) untuk menyempurnakan tanaman dan menghasilkan produk atau benih baru.

Awang mencontohkan yang telah ia lakukan terhadap bawang merah di Solok, Sumatra Barat. Hadirnya varietas unggul ‘bawang merah tajuk’, inovasi IPB University yang peneliti kembangkan secara bioteknologi, produktivitasnya meningkat tajam.

BACA JUGA: Pakar: Produk Bioteknologi Pertanian Bisa Bantu Petani Kecil

“Sebelumnya di Solok, tahun 2016 produktivitas bawang merah hanya mampu menghasilkan 10 ton per hektare. Setelah memakai varietas unggul bawang merah tajuk, produktivitasnya meningkat menjadi di atas 16 ton per hektare,” ungkap Awang dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Kamis (4/7).

Dari situ, lanjutnya, terjadi peningkatan hasil 75 juta per hektarenya. Ia kembali menekankan, apabila mengucurkan dana riset 1 hingga 2 miliar rupiah tidak akan menyebabkan kerugian. Sebab, nantinya hasil dari riset tersebut akan menghasilkan hingga triliunan rupiah.

“Di sinilah bioteknologi tanaman hadir sebagai solusi kunci untuk mendorong produksi hortikultura yang berdaya saing dan berkelanjutan. Bioteknologi menawarkan strategi inovatif untuk menciptakan varietas tanaman unggul,” tegasnya.

Pakar Bioteknologi Tanaman IPB University, Awang Maharijaya. Foto: IPB News

Pakar Bioteknologi Tanaman IPB University, Awang Maharijaya. Foto: IPB News

Bioteknologi Hasilkan Panen Lebih Tinggi

Ketua Program Studi Smart Agriculture IPB University itu mengurai, dengan bioteknologi, hasil panen akan tinggi, kualitas produk prima, dan umur produksi yang lebih cepat.

“Tak hanya itu, tanaman juga memiliki toleransi terhadap stres abiotik (kekeringan, panas, banjir, salinitas, tanah asam), efisiensi air dan hara yang lebih baik, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit,” lanjutnya.

Pengembangan varietas tanaman hortikultura adaptif ini akan terintegrasi dengan sistem smart climate horticulture. Penerapan metode dan standar operasional prosedur (SOP) yang terstandardisasi, juga akan diimplementasikan untuk menghasilkan produk berkualitas sesuai dengan standar mutu yang diharapkan. Hasil tersebut termasuk produksi cepat, senyawa khas atau unik, karakteristik spesifik, dan reputasi tertentu.

Perkuat Indikasi Geografis

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa bioteknologi juga dapat digunakan untuk mencirikan produk hortikultura yang berasal dari wilayah geografis tertentu. Sehingga, dapat memperkuat perlindungan Indikasi Geografis (IG).

IG merupakan pengakuan atas keunikan dan kualitas produk hortikultura yang hasilnya berasal dari suatu daerah tertentu, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lingkungan, tradisi, dan keahlian lokal.

BACA JUGA: IPB dan Universitas Jepang Ajak Masyarakat Peka Lingkungan

Perlindungan IG ini membantu meningkatkan nilai produk hortikultura dan memastikan manfaat ekonomi bagi komunitas lokal yang telah lama melestarikan budi daya tersebut.

“Bioteknologi dapat memastikan konsistensi kualitas dan karakteristik produk hortikultura. Hal ini dicapai melalui pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap variabilitas lingkungan dan praktik budi daya,” terangnya.

Dengan demikian, konsumen dapat selalu menikmati produk hortikultura lokal dengan rasa, aroma, dan tekstur yang khas dan konsisten. Penerapan teknik analisis DNA dapat digunakan untuk pelacakan dan penelusuran. Bahkan, bisa mencirikan dan memverifikasi keaslian produk hortikultura dan memastikan asal-usul dan kualitasnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top