Biopiracy Masih Marak Di Lautan Indonesia

Reading time: < 1 menit
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Maraknya praktik pembajakan biologis atau sumber daya alam hayati (biopiracy) yang terjadi di wilayah laut Indonesia kian hari semakin mengkhawatirkan.

Deputi III bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup, Arif Yuwono, mengungkapkan, bahwa praktik pembajakan atau biopiracy di laut Indonesia seringkali dilakukan melalui berbagai macam motif seperti penelitian maupun kerjasama lainnya.

“Motifnya macam-macam, ada juga yang melalui beasiswa penelitian. Mereka meneliti material penelitiannya lalu dibawa keluar Indonesia,” terang Arif, Jakarta, Selasa (21/10).

Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Oleh karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup beserta dengan beberapa pihak yang terkait akan permasalahan tersebut harus duduk bersama membahas biopiracy yang semakin meresahkan.

“Nanti mungkin kita akan membuat sebuah forum seperti seminar atau Focus Group Discussion (FGD) dengan mengundang para ahli dan ilmuan yang paham akan permasalahan ini untuk mencari tahu motif-motif terbaru yang dilakukan pembajak,” tambahnya.

Senada dengan Arif, Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Agus Dermawan, mengatakan, hingga kini, masih banyak peneliti asing yang meminta material asal Indonesia untuk dibawa keluar untuk diteliti. Banyak pula riset dengan material dari Indonesia dipatenkan diluar negeri.

Nantinya, tambah Agus, hasil riset yang dipatenkan itu akan membuahkan keuntungan bagi pemegang hak paten. Sementara Indonesia sebagai pemilik sumber daya alam hayati tidak diuntungkan.

“Ini yang harus dicegah,” tegasnya.

(G09)

Top