Kotabaru (Greeners) – Banjir bandang di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan kembali memakan korban. Hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi pada Sabtu (03/02) sore membuat arus Sungai Kotabaru semakin deras hingga terjadi banjir bandang yang menewaskan empat orang akibat terseret arus air sungai tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Greeners, awalnya beberapa remaja tengah berenang di bendungan air (DAM) di belakang SMPN 5 Kotabaru, namun mereka tidak sadar sebenarnya di daerah gunung hujan turun sangat lebat. Sehingga tanpa peringatan anak-anak remaja ini langsung diterjang banjir bandang.
Derasnya arus dari hulu, diperparah dengan sempitnya badan sungai di tempat mereka berenang memperburuk terjangan banjir.
Beruntung beberapa anak sempat menyelamatkan diri dan berhamburan ke warga sekitar untuk melaporkan kejadian tersebut.
Warga segera turun melakukan pencarian sekitar pukul 17.00 WITA. Pencarian dilakukan mulai sisi sungai Kotabaru mulai dari SMPN 5 Kotabaru sampai ke Desa Baharu Utara dan Kotabaru Tengah. Satu jam kemudian tiga remaja ditemukan dalam keadaan tewas yaitu M. Irham, Akhmad Rifai dan Husni. Irham ditemukan tersangkut di jembatan Polres Kotabaru sedangkan Akhmad Rifai dan Husni ditemukan di dekat pemukiman penduduk.
Baru sekitar pukul 23.15 WITA ditemukan lagi satu korban tewas atas nama Wawan (27). Ironisnya, Wawan sebenarnya adalah anggota tim penyelamat yang berusaha memberikan pertolongan, namun saat itu ia tidak dilengkapi dengan peralatan memadai, sehingga juga terseret arus dan sempat hilang selama 7 jam.
Tidak berapa lama kemudian, aparat dari Polres Kotabaru dan tim gabungan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kotabaru serta tim tanggap Dinas Kesehatan tiba di lokasi.
“Kami akan terus melakukan pencarian sampai dapat, bahkan kalau tidak ditemukan di sungai, kami akan terus ke laut,” ujar Ketua BPDB Kotabaru Tri Effendi Rahmat.
Dalam musibah tersebut, Bupati H. Irhami Ridjani dan Wabup Rudy Suryana turun ke lokasi. Menurut Tri Effendi Rahmat, Pemkab Kotabaru akan menanggung biaya korban baik yang selamat maupun yang tidak.
Selanjutnya dia juga menambahkan, musibah itu juga dipicu dengan menyempitnya DAS (Daerah Aliran Sungai) di Kotabaru, sehingga hanya dengan hujan beberapa jam saja, sudah menimbulkan banjir bandang yang memakan korban. “Pencarian kami pun dipersulit dengan banyaknya timbunan sampah disana,” tegasnya.
Pernyataan Tri ini dibenarkan oleh warga setempat. “Saya sudah puluhan tahun disini, tapi kasus seperti ini baru sekarang terjadi,” ujar Hairuji (56) warga desa Baharu Utara.
Sementara Kepala Urusan Humas Polres Kotabaru, Aiptu Sahropi, juga mengatakan hal senada. Katanya, memang saat itu curah hujan sangat tinggi, sehingga mengakibatkan sungai di hulu tidak mampu menampung, dan akhirnya meluap. “Saya juga mengingatkan para warga agar berhati-hati kala bermain di sungai,” ujarnya. (G16)