Bandung (Greeners) – Bandung Lautan Onthel kembali digelar pada 7 dan 8 Oktober lalu. Kegiatan yang mempertemukan para pencinta onthel ini telah menghidupkan kembali budaya sepeda kuno di masa modern ini.
Bandung Lautan Onthel yang keenam berhasil terselenggara selama dua hari berturut-turut di Kiara Artha Park, Kota Bandung. Sebanyak 2.500 pencinta sepeda tua dari penjuru Indonesia pun turut berdatangan. Bahkan, ada dua negara yang juga ikut terlibat dalam perhelatan ini, yakni Malaysia dan Thailand.
BACA JUGA: Komunitas Sepeda Onthel Eksis di Zaman Modern
Ketua Komunitas Paguyuban Sepeda Baheula Bandung (PSBB), Yahya Johari mengatakan kegiatan Bandung Lautan Onthel rutin terselenggara setiap tiga tahun sekali. Menurut dia, ini menjadi momen silaturahmi bagi para pencinta sepeda tua dan menghidupkan kembali budaya sepeda kuno.
“Kegiatan tentu bertujuan untuk memelihara dan melestarikan keberadaan sepeda onthel agar tetap eksis. Selain itu juga kan onthel merupakan bagian dari cagar budaya. Sebab, ada yang lebih dari 50 tahun, malah ada yang 100 tahun, masih bertahan. Nah, semoga acara ini bisa turut melestarikan penggunaan alat transportasi ini,” ungkap Yahya kepada Greeners disela-sela kegiatan Bandung Lautan Onthel VI, Minggu (8/10).
Komunitas Sepeda Onthel Miliki Keunikan
Menurut Yahya, komunitas sepeda onthel memiliki keunikan dibandingkan komunitas lainnya. Keunikan pada komunitas ini adalah sebagian anggotanya sekelompok orang tua. Kemudian, banyak dari mereka juga mengenakan pakaian yang menunjukkan kecintaanya terhadap budaya Indonesia. Hal itu kental dengan nuansa tempo dulu.
“Jadi, itu punya keunikannya tersendiri bagi yang suka kolektor barang tua,” ucap Yahya.
Dengan mengadakan acara pertemuan para pencinta onthel atau lebaran onthel, ini jadi upaya untuk terus memperkenalkan onthel agar tidak tergerus oleh zaman.
Bandung Lautan Onthel VI Mengangkat Tema Racer
Uniknya, tahun ini Bandung Lautan Onthel (BLO) yang keenam mengangkat tema racer atau pembalap. Hal itu terealisasi dalam kegiatan BLO VI dengan mengadakan kegiatan Path Racer bagi para pencinta onthel yang ingin mengikutinya.
“Kalau di BLO sebetulnya ciri khas tema. Itu sudah terlaksana pada Sabtu pagi kemarin. Jadi, ada balap onthel, balap sepeda lama,” kata Ketua Pelaksana BLO VI Dadan Hendayana.
BACA JUGA: Sejuta Sepeda Satu Indonesia untuk Lestarikan Lingkungan
Tak sekadar itu, para pencinta sepeda kuno yang berdatangan dari berbagai wilayah Indonesia seperti Cilacap, Bintaro, Tangerang, Kalimantan, Medan, dan lainnya juga mengikuti rangkaian kegiatan Gowes Malam. Kemudian, pada penghujung acara, para peserta juga memakai pakaian unik sambil bersepeda. Bagi mereka, momen ini bukan lagi pertemuan antara komunitas, melainkan menjadi ruang ekspresi bagi setiap orang.
Hadirkan Pasar Klithikan
Ciri khas para pencinta Onthel ini terbilang unik dan kental dengan hal-hal berbau tempo dulu. Bagi mereka, hobi menggowes sepeda onthel ini tak sekadar olahraga maupun sebagai alat transportasi.
Oleh sebab itu, dalam rangkaian acara ini, panitia juga mengajak para penjual barang-barang kuno dari sejumlah pasar klithikan di Bandung.
“Di kalangan pencinta onthel itu kan banyak. Ada yang suka gowes, ada juga klithikan antikannya. Jadi, itu semuanya terkumpul di sini. Makanya, ada pasar antikan, hampir semua anak onthel juga banyak yang nyambung sama hobi lain. Mereka suka yang kuno atau vintage,” imbuh Yahya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia