Jakarta (Greeners) – Badan Otoritas Bromo-Tengger-Semeru (BTS) yang disiapkan untuk mengelola kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru ditargetkan untuk mulai aktif bekerja per Juli 2016 mendatang.
Direktur Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tachrir Fathoni, mengatakan, pembentukan Badan Otoritas BTS ini dimaksudkan agar pengelolaannya bisa profesional dan terpadu.
“Konsepnya memang direncanakan agar kawasan-kawasan prioritas bisa dikelola secara terintegrasi dan berbagai stakeholder bisa bergerak bersama-sama berdasarkan satu perencanaan, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan konservasi,” katanya kepada Greeners, Jakarta, Rabu (22/06).
Badan otoritas sendiri adalah perwakilan Pemerintah Pusat di daerah yang fokusnya menjadikan kawasan BTS menjadi destinasi luar biasa. Menurut Tachrir, dibentuknya badan otoritas ini agar satu manajemen fokus mengelola satu destinasi wisata sehingga tidak berbenturan dengan pengelola lainnya.
BACA JUGA: Danau Toba dan Pulau Seribu Jadi Target Destinasi Wisata Unggulan
Dengan adanya satu pengelola BTS, kata dia, maka masyarakat atau pihak yang berkeinginan memberikan usulan dan masukan bisa berkoordinasi dengan badan otoritas karena badan ini merupakan perwakilan dari seluruh kementerian.
“Kelemahan pengembangan wisata di Indonesia adalah banyaknya pengelola di satu destinasi, dan ini terjadi di mana-mana termasuk BTS. Kami sepakat satu destinasi dikelola oleh satu pengelola, yaitu badan otoritas. Badan ini akan memiliki dua lapisan, yaitu Dewan Pengarah yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya RI Rizal Ramli, serta Badan Pelaksana yang diketuai oleh Menteri Pariwisata,” katanya.
Deputi II Kementerian Koordinator Maritim bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Agung Kuswandono, mengatakan, saat ini Kemenko Maritim tengah meminta masukan dari daerah-daerah yang siap untuk mengembangkan wisatanya. Nantinya, semua orang yang ada di daerah akan dibantu dengan pusat untuk mengelola semua potensi wisata menjadi satu.
BACA JUGA: Tahun 2016, Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba Siap Dibentuk
Sementara itu, masyarakat dan pemerintah daerah di Kabupaten Malang sudah mulai menyiapkan tempat-tempat wisata penunjang Bromo-Tengger-Semeru. Salah satunya adalah wisata petik jeruk di Taman Buah Jeru, Desa Jeru, Malang.
“Fokus saat ini adalah mengangkat pariwisatanya dulu. Nanti masyarakat pasti akan menikmati hasilnya,” kata Agung.
Kawasan Bromo-Tengger-Semeru merupakan satu dari 10 destinasi wisata paling menarik yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk dikembangkan. Sebagai wujud keseriusan pengembangan, Pemerintah Pusat akan mengucurkan anggaran sekitar Rp10 triliun yang nantinya dikelola oleh Badan Otorita BTS.
Anggaran ini bukan hanya digunakan untuk mengurusi lokasi utama saja, tapi juga insfrastruktur seperti akses jalan, jalan penghubung atau jembatan, penginapan, pelabuhan serta infrastruktur pendukung lainnya.
Selain Bromo-Tengger-Semeru, destinasi wisata lainnya yang kini sedang dipercepat pembangunannya dan menjadi prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Raya.
Penulis: Danny Kosasih