Jakarta (Greeners) – Rapat tim teknis terkait kajian Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) dalam rencana kegiatan pembangunan jalan kereta cepat Jakarta-Bandung berlangsung dengan berbagai argumentasi dari para pakar tim teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Rapat tim teknis Amdal pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ini dipimpin oleh Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Usaha dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ary Sudijanto, pakar konstruksi jalan kereta Universitas Indonesia Sigit P Hardiwardoyo, pakar transportasi Ellen SW Tangkudirong, pakar udara dan kebisingan Kardono, dan perwakilan Direktorat Penataan Kawasan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
Hanya saja, hampir keseluruhan dari tim pakar tersebut menganggap masih belum ada kesiapan dari dokumen Amdal yang dipresentasikan oleh pihak konsultan konsorsium. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Kemitraan Lingkungan Ditjen Perhutanan Sosial KLHK Dodo Sambodo sebagai salah satu pakar dalam Tim Teknis Kajian Amdal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, kecuali hanya untuk kepentingan administrasi, selebihnya hasil kajian dokumen Amdal ini seperti terburu-buru dan secara teknis masih belum memenuhi syarat.
“Saat ini izin pinjam pakai kawasan hutan sedang diurus karena itu dokumen perizinan tersebut tidak ada dalam dokumen Amdal yang dikaji. Data primer tidak tersedia sehingga dampaknya keputusan ilmiah yang akan diambil pakar ditakutkan nantinya akan salah. Ini dokumen Amdal paling cepat yang pernah disusun, hanya sekitar satu minggu. Saya takut ini tidak masuk kaidah keilmuan karena idealnya (Amdal) diuji dalam dua musim,” kata Dodo di Jakarta, Senin (18/01).
Senada dengan Dodo, pakar kualitas air Linawati Harjito bahkan meminta agar pihak PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) menambah sampling kajian air tanah untuk Amdal dan menggunakan data baru. Ia juga meminta perusahaan konsorsium proyek ini memperbaiki metode perhitungan yang digunakan.
“Instalasi pengolahan air limbahnya enggak jelas di mana atau bagimana. Padahal, nantinya jalur kereta ini akan melewati sungai,” ujarnya.
Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan yang hadir dalam rapat tim teknis Amdal pembangunan jalan kereta cepat Jakarta-Bandung mengatakan bahwa saat ini proses Amdal masih berjalan dan sedang diusahakan selesai tepat waktu. Namun, ia mengakui bahwa proses Amdal untuk kereta cepat ini memang terbilang sangat cepat dan masih belum sempurna tapi akan terus disempurnakan melalui uji publik bersama masyarakat.
Menurut Hanggoro, sebelumnya beberapa tahapan sudah dilalui, termasuk studi oleh pihak Jepang, Perancis, dan Tiongkok tentang kebutuhan transportasi darat kereta api untuk mengurangi kepadatan jalur udara. Proyek yang pendanaannya menggunakan skema business to business dan tidak menggunakan dana APBN/APBD ini juga telah melalui studi awal, salah satunya dari ITB, yang hasilnya telah disampaikan kepada Kementerian BUMN dan Perhubungan.
Menurut rencana, ground breaking pembangunan jalan kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 140.900 kilometer dan empat stasiun serta satu depo ini akan dilakukan pada tanggal 21 Januari 2016.
Proyek ini dipegang oleh konsorsium BUMN Indonesia, yaitu PT Pilar Sinergi BUMN, yang menguasai 60 persen saham dan konsorsium Cina yang memegang 40 persen saham. Konsorsium BUMN Indonesia terdiri dari PT Kereta Api Indonesia, PT Jasa Marga, PT Wijaya Karya, dan PT Perkebunan Nasional VIII. Sedangkan China dari Railway International Co. Ltd, perusahaan kereta api dengan mayoritas saham BUMN China yaitu China Railway Engineering Corporation.
Penulis: Danny Kosasih