Jakarta (Greeners) – Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menargetkan pencapaian 7.200 MW energi dari sektor panas bumi hingga 2025. Ketua API Abadi Purnomo dalam sambutannya pada The 5th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2017, mengakui bahwa pencanangan target tersebut memang terkesan ambisius, karena hingga saat ini total kapasitas panas bumi terpasang masih 1.643,5 MW.
Dari target tersebut, masih ada kekurangan sebesar kurang lebih 5.700 MW yang perlu dikembangkan dalam kurun waktu 10 tahun atau sekitar 550 MW per tahun. Untuk itu, lanjut Abadi, diperlukan pemikiran-pemikiran yang bersifat breakthrough atau maju ke depan untuk bisa mencapainya. Antara lain dengan menekan biaya di semua tahap kegiatan mulai dari survei, eksplorasi, drilling sampai tahap pembangunan power plant agar menghasilkan tarif yang terjangkau oleh pemerintah.
“Memang sulit, namun kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan panas bumi tetap terbuka seluas-luasnya agar target yang dicanangkan pada tahun 2025 dapat tercapai,” kata Abadi seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Senin (22/05).
BACA JUGA: KLHK Pastikan Proyek Panas Bumi Tidak Merusak Lingkungan
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana, mengapresiasi pelaksanaan IIGCE. Ia menyatakan acara IIGCE menandakan kegiatan geotermal masih tetap exist dan akan tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah guna mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik dari energi terbarukan, dengan target 7200 MW di tahun 2025 melalui PP 79/2014.
“Asosiasi Panas Bumi Indonesia merupakan mitra kerja pemerintah dalam memberikan masukan-masukan, kajian ilmiah dalam beberapa hal dengan visi untuk dapat mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Oleh karena itu hasil kegiatan IIGCE 2017 akan menjadi suatu bentuk laporan yang akan disampaikan kepada pemerintah sebagai masukan,” kata Rida.
BACA JUGA: ESDM: Eksplorasi Panas Bumi Tidak Akan Ancam Kelestarian Mata Air Pegunungan
Sebagai informasi, pada pelaksanaan IIGCE 2017 kali ini, API mengusung tema “Moving Forward Under Current Challenges, Obstacles and Opportunities toward Achieving Geothermal Development 2025 Target”. Pemilihan tema ini dianggap tepat dengan melihat situasi ekonomi serta kebijakan-kebijakan dan regulasi yang ada saat ini.
Acara yang berlangsung pada tanggal 18 Mei 2017 ini, merupakan agenda resmi API sebagai forum dimana pemangku kepentingan dapat berkumpul bersama pemerintah, perusahaan pengembang kelistrikan, akademisi, lembaga internasional dan perusahaan pendukung industri.
Acara ini menghadirkan jajaran pembicara terkemuka seperti seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Agus Hermanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Presiden & CEO Supreme Energy Supramu Santosa.
Penulis: Danny Kosasih