MALANG (Greeners) – Gunung Lemongan yang berada satu komplek dengan Gunung Argopuro dan masuk dalam kawasan Pegunungan Hyang turut ditetapkan sebagai salah satu lokasi rencana eksplorasi panas bumi untuk kebutuhan energi nasional. Seperti halnya yang terjadi di Gunung Lawu, rencana eksplorasi di Gunung Lemongan juga mendapat penolakan dari warga.
Forum Laskar Hijau bersama para aktivis lingkungan yang menolak eksplorasi panas bumi di Gunung Lemongan beralasan, eksplorasi dapat berdampak buruk pada lingkungan, terutama kerusakan sumber mata air dan kelestarian lingkungan.
“Sejak tahun lalu kami sudah menyatakan penolakan ini. Namun, yang kami khawatirkan adalah eksplorasi ini masuk melalui jalur utara atau Kabupaten Probolinggo. Kalau dari Probolinggo ini kami masih kontak teman-teman jaringan untuk mengawal,” kata A’ak Abdullah Al-Kudus, Koordinator Forum Laskar Hijau, Rabu (09/11).
BACA JUGA: Walhi: Proyek Panas Bumi Ancam Sumber Mata Air
Di kawasan Gunung Lemongan dan Argopuro terdapat 13 danau (reservoir) yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar terutama untuk kebutuhan air. Ia khawatir jika eksplorasi dilakukan maka danau-danau tersebut akan tercemar dan merugikan masyarakat.
Di sisi lain, Ketua Pusat Studi Kebencanaan dan Kebumian (PSKK) Universitas Brawijaya, Adi Susilo, menyatakan bahwa eksplorasi panas bumi tidak terlalu merusak lingkungan. Menurut pakar geologi ini pemanfaatan energi panas bumi sangat ideal karena tidak akan habis. “Selama hutan tetap dijaga dan tidak ditebang pasokan air akan aman,” kata Adi.
Selain itu, lanjutnya, penggunaan wilayah di pegunungan juga tidak terlalu luas serta pengeborannya relatif kecil. “Penggunaan airnya juga bisa dilakukan berulang yang juga dihasilkan dari pendinginan uap panas bumi. Tidak mengganggu mata air yang berada di sekitarnya,” kata dia.
Adi juga menyatakan bahwa eksplorasi panas bumi juga tidak berdampak pada amblesan tanah. “Tidak, tidak sampai ambles,” ujarnya.
BACA JUGA: DPR RI Usulkan Pembentukan BUMN Khusus Panas Bumi
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur menginginkan ada kajian ulang yang lebih dalam terkait eksplorasi panas bumi di belasan gunung di Jawa Timur, seperti Gunung Lemongan, Wilis, serta Lawu.
Direktur Eksekutif Walhi Jatim, Rere Christanto menyatakan, praktik eksplorasi panas bumi dengan metode pengeboran bakal berdampak pada kerusakan lingkungan dan rusaknya sumber mata air di sekitarnya. “Belum lagi pertimbangan gesekan sosial dengan masyarakat sekitar,” ujar Rere.
Penulis: HI/G17