Jakarta (Greeners) – Jaga Wiyata merupakan suatu upaya pendidikan lingkungan hidup yang dilaksanakan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) dalam rangkaian gerakan Jaga Bhumi untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak Sekolah Dasar dan Menengah mengenai pentingnya sumber daya alam dan lingkungan hidup Indonesia.
Wakil Ketua II Yayasan Kebun Raya Indonesia Dr Alexander Sonny Keraf mengatakan, program Jaga Wiyata ini mempunyai tujuan memberikan pemahaman dan edukasi secara langsung kepada anak-anak tentang lingkungan, dan tanaman khususnya. Dengan demikian, kepedulian dan kesadaran tentang lingkungan dapat dibangun sejak usia dini khususnya pada anak-anak yang tinggal di perkotaan.
“(Saya) berharap dengan edukasi yang diberikan bisa membekas di sepanjang hidup anak-anak di kemudian hari walaupun kita tahu pasti akan banyak pengaruh-pengaruh lain yang mempengaruhi di jalan hidupnya, tapi saya berharap pemahaman yang kami berikan bisa terbawa sampai mereka dewasa,” ujar Sonny, Jakarta, Jumat (09/02/2018).
BACA JUGA: HUT ke-71, Pagelaran “Satyam Eva Jayate” dari Megawati untuk Negeri
Secara teknis, Jaga Wiyata merupakan kunjungan tim edukator terpilih dengan target 200 sekolah (Dasar & Menengah). Program ini telah berjalan sejak bulan Agustus 2017 dan saat ini Jaga Wiyata tengah dilaksanakan di empat provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ada berbagai aktivitas yang dilakukan dalam setiap sesi Jaga Wiyata, seperti pemaparan tentang gerakan Jaga Bhumi, tanya jawab seputar lingkungan hidup, pengenalan flora dan fauna melalui permainan Kartu Flona, pemilahan sampah dan penanaman pohon. Berbagai kegiatan ini dilakukan dalam durasi 2 jam 30 menit pada setiap kunjungan di sekolah.
“Dengan diberikan aktivitas-aktivitas dari Jaga Wiyata ini diharapkan anak-anak menjadi penggerak lingkungan dengan mengingatkan orang-orang dewasa di sekitarnya, minimal orang tua atau sanak saudara. Kalau orang tua diingatkan oleh anak mereka sendiri jauh lebih membekas bahwa anak saya saja mengingatkan hal-hal kecil dan sederhana untuk bisa dilakukan dalam keseharian. Contohnya tidak menanam pohon, menghemat energi, membuang sampah pada tempatnya, dan makan secukupnya supaya tidak mubazir dan tidak menjadi sampah rumah tangga,” jelas Sonny.
Dalam hal ini, Sonny Keraf juga ingin mengingatkan kepada pihak-pihak berwenang termasuk pemerintah bahwa pendidikan di sekolah tidak melulu bersumber tentang buku dan kebakuan tetapi juga pelajaran yang berinteraksi langsung dengan alam, tumbuh-tumbuhan, hewan. Ia menyatakan bahwa menjaga alam bumi ini secara langsung merupakan hal yang penting untuk kembang tumbuh anak.
BACA JUGA: Gerakan Jaga Bhumi Peringati Bulan Menanam Pohon Bersama ‘Warga Bhumi’ Bandung
Dalam kunjungan ke Sekolah Dasar Negeri 05 Paseban Pagi di Jakarta Pusat, pada Jumat (09/02), siswa-siswi yang mengikuti kegiatan Jaga Wiyata terlihat antusias. Sarah Huwayrah Hasan, siswi kelas V, mengaku senang dengan berbagai kegiatan yang ia ikuti selama kunjungan tersebut berlangsung, khususnya pengenalan tentang tumbuhan dan hewan.
“Di acara ini dijelasin juga tentang pengklasifikasian sampah-sampah, seperti sampah organik, sampah anorganik, dan sampah limbah B3. Acaranya juga seru dan menyenangkan,” imbuh Nur Alam Solehudin yang juga siswa kelas V SDN 05 Paseban Pagi.
Kepala Sekolah Dasar Negeri 05 Paseban Pagi Lukiana Napitupulu mengaku bahwa sekolah yang berada dibawah pengawasannya ini mempunyai program terkait pelestarian lingkungan, salah satunya yaitu kegiatan kebersihan lingkungan dan penanaman pohon yang dilakukan setiap hari Jumat. “Walaupun belum maksimal tapi kami mencoba selalu meningkatkan kegiatan pada hari Jumat itu bisa lebih baik lagi,” ujar Lukiana.
Selain itu, SDN Paseban 05 Pagi juga melakukan pengayaan aktivitas lingkungan, seperti operasi semut, gotong royong, dan membersihkan lingkungan. “Kami berterima kasih dan juga berharap dengan adanya kunjungan dari Yayasan Kebun Raya Indonesia dan tim Jaga Bhumi bisa membantu dan mendidik anak-anak untuk bisa menjaga lingkungan dan bumi ini,” pungkasnya.
Penulis: Dewi Purningsih