Jakarta (Greeners) – Ketersediaan akses terhadap air bersih menjadi salah satu persoalan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat di tanah air. Bahkan, dari delapan target yang ditetapkan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia masih kesulitan untuk mencapai target peningkatan akses terhadap air bersih dan kualitas sanitasi.
Beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan ketersediaan dan akses air bersih. Di Kalimantan misalnya, Kota Banjarmasin, Banjar, Kapuas, Palangkaraya, Pontianak dan Balikpapan masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan dan akses air bersih. Sementara di NusaTenggara Timur, tercatat Kabupaten Kupang, Ende, Sikka, Flores Timur, Belu, dan Sumba Timur juga masih mengalami krisis air bersih.
Manager Pendidikan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nasional, M. Islah kepada Greeners mengungkapkan, Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber sumber air bersih. Namun, kesalahan dalam mengelola daerah aliran sungai, eksploitasi sumber air dan pencemaran akibat limbah menyebabkan ketersediaan air bersih menjadi sulit dipenuhi.
“Problem air bersih kita adalah salah kelola sumber-sumber air, dari hulu ke hilir. Belum lagi ditambah tumpang tindih kewenangan antara kabupaten, provinsi dan pusat. Masing-masing selalu baku lempar tanggung jawab,” ungkapnya, Jakarta, Kamis (04/12).
Islah juga menambahkan bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan beberapa perusahaan untuk mengatasi permasalahan ketersediaan air bersih merupakan penyelesaian sesaat. Sementara, hak atas air bersih merupakan hak asasi manusia dimana negara bertanggung jawab untuk memenuhi hak tersebut.
“Kamu kasih minum orang kehausan pasti orang itu senang. Tapi bagaimana menciptakan sistem agar tidak perlu ada orang kehausan, itu lah yang menjadi tugas negara dalam kerangka HAM,” terangnya.
Di pihak lain, General Manager Marketing and Communication Starbucks Indonesia, Roger van Tongeren memberikan pendapat berbeda. Menurutnya, siapapun dipersilahkan membantu negara dalam melakukan penyediaan air bersih. Air bersih adalah hal yang sangat mudah tercemari, oleh karena itu langkah apapun bisa dilakukan untuk membantu masyarakat yang kekurangan air bersih.
Menanggapi program CSR yang hanya bersifat sementara, Roger yang ditemui oleh Greeners saat meresmikan aqua tower (tangki air bersih) di SD Seroja, Kampung Sempu Seroja , Kelurahan Cipare, Serang-Banten, Rabu (03/12) kemarin, menegaskan bahwa hal tersebut tidak seratus persen benar.
Ia menyatakan bahwa hal itu tergantung dari bagaimana CSR perusahaan tersebut menjaga dan mengelola penyediaan air bersih yang telah diberikan pada warga agar tetap bisa digunakan dengan baik secara berkelanjutan.
“Saya kira itu hanya tentang komitmen dan Starbucks memang sudah berkomitmen terhadap penyediaan air bersih,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kampanye Water for Change digagas Starbuck sejak tahun 2011 dan bekerjasama dengan Planet Water Foundation untuk membangun tangki air di beberapa daerah krisis air di Indonesia.
Desember ini, Starbucks membangun tangki ke-5 di SDN Seroja, Desa Seroja, Banten. Tangki ini akan mengalirkan air bersih ke setiap keran di sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 5.000 orang warga sekitar maupun warga sekolah. Air tersebut juga dapat dikonsumsi secara langsung dengan sistem saringan dalam tangki yang memang khusus dibuat untuk konsumsi para warga.
(G09)