Jakarta (Greeners) – Perhelatan Asian Games 2018 telah memasuki hari ke delapan sejak di buka tanggal 18 Agustus lalu. Sebanyak 40 cabang olahraga dipertandingkan dalam kompetisi olahraga terbesar di Asia ini, 10 diantaranya adalah cabang olahraga baru. Namun mulai hari ini akan ada tambahan satu lagi cabang olahraga baru, yaitu Olahraga Tertib Buang Sampah.
Ide olahraga tertib buang sampah ini pertama kali dicetuskan oleh Uci Galuh Kesumanjati, seorang kreator piktogram. Keresahan Uci terhadap perilaku masyarakat yang masih membuang sampah di sembarang tempat, terlebih di area pelaksanaan Asian Games 2018, mendorongnya untuk menggagas olahraga baru ini. Tujuannya sederhana, mengajak para atlet, panitia, dan pengunjung Asian Games serta seluruh masyarakat membuang sampah pada tempatnya.
“Awalnya membuat ide untuk olahraga tertib buang sampah ini karena saya sudah gemas terhadap sampah-sampah yang dibuang sembarangan padahal ada tempat sampah di mana-mana. Momennya juga sangat pas ketika ada ajang olahraga Asian Games ini. Akhirnya kami pun memutuskan untuk membuat cabang olahraga baru yaitu tertib buang sampah,” jelas Uci kepada Greeners melalui sambungan telepon, Sabtu (25/08/2018).
BACA JUGA: Circular Economy, Upaya Mendorong Masyarakat untuk Memilah Sampah
Untuk mewujudkan idenya, Uci membuat piktogram cabang olahraga tertib buang sampah dengan menyesuaikan dari piktogram resmi Asian Games 2018. Hanya butuh waktu satu minggu bagi Uci untuk membuat piktogram tersebut.
Ia bercerita, awalnya ia tidak mendapat izin untuk menempelkan logo dan ikon Asian Games pada piktogram buatannya. Namun dari kawannya ia diberitahu tentang konsep pengelolaan sampah Less Waste More Games yang diterapkan dalam penyelenggaraan Asian Games 2018. Gayung bersambut, piktogram buatan Uci mendapat respon positif dari komite resmi Indonesia untuk Asian Games (Inasgoc) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ia juga mengaku mendapat dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
“Dari situlah aku bisa menciptakan gerakan olahraga tertib buang sampah ini dan didukung juga oleh Less Waste More Games. Setelah itu baru aku buat piktogramnya dan sampai saat ini direspon sangat baik. Salah satunya dukungan datang dari Triawan Munaf (kepala Bekraf, Red.),” kata Uci.
Mengenai cara melakukan olahraga tertib buang sampah ini, Uci mengatakan bahwa olahraga ini sangat mudah dan bisa diikuti oleh siapa pun, mulai dari atlet hingga pengunjung. Caranya, apakah sedang berjalan, berlari atau melompat kemudian menemukan sampah, pungut sampat tersebut kemudian cari tempat sampah dan letakkan di tempat sampah sesuai jenisnya. Ia pun mengampanyekan olahraga ini melalui akun instagramnya.
“Mari kita bakar kalori menuju tempat sampah. Bisa adu cepat, adu bersih, sampah di sekitar sikat sih! Ayo jadi Atlet Tertib Buang Sampah Indonesia. Tunjukkan kalau kamu paling juara buang sampah pada tempatnya!” tulis Uci.
Ia menambahkan bahwa sudah saatnya masyarakat Indonesia menyadari bahwa perilaku membuang sampah sembarangan harus ditinggalkan. “Selain malu terhadap negara lain, juga merugikan diri sendiri,” katanya.
BACA JUGA: KLHK Siapkan Permen Gerakan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar mengatakan, sebagai pihak pemerintah yang menerapkan konsep Less Waste More Games pada Asian Games 2018, olahraga tertib buang sampah ini akan didukung sebagai gerakan olahraga baru di Asian Games.
“Saya pikir olahraga tertib buang sampah ini merupakan sesuatu yang kreatif yang dimunculkan dalam konteks Asian Games ini. Olahraga ini membangun kesadaran masyarakat, para atlet, dan official. Jadi saya sebagai pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah sangat mendukung ide kreatif ini. Mudah-mudahan ini memberikan dampak yang besar terhadap kesadaran masyarakat,” ujar Novrizal kepada Greeners.
Menurut Novrizal, saat ini publik sudah sangat peduli terhadap sampah. Namun demikian, persoalan mengubah perilaku publik bukan hal yang bisa dilakukan dengan cepat dan instan.
“Persoalan perubahan perilaku publik bukan persoalan yang cepat tapi kita melihat perhatian dari publik sekarang itu sangat tinggi terhadap persoalan-persoalan kebersihan sanitasi dan sampah. Hampir selalu saya lihat teman-teman di sosial media memberikan informasi kalau di Gelora Bung Karno bersih atau banyak sampah. Ini menunjukkan perhatian yang tinggi, mudah-mudahan ini juga mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan peradaban kita,” kata Novrizal.
Penulis: Dewi Purningsih