Jakarta (Greeners) – Menuju minggu kedua pelaksanaan Conference of the Parties (COP) 21 UNFCCC pada Senin (07/12) di Paris, Perancis, para negosiator dunia akan memasuki fase penting dengan dimulainya sesi tingkat Menteri (Ministrial Segment).
Dr. Efransjah, CEO WWF Indonesia, dalam keterangan resminya menyatakan bahwa dalam sesi ini, diharapkan Delegasi Indonesia (Delri) dapat mempertimbangkan batas aman kenaikan suhu global dengan tegas agar batas kenaikan suhu global yang disepakati nantinya berada di bawah dua derajat Celcius untuk menghindari dampak perubahan iklim yang parah, khususnya bagi negara-negara kepulauan yang sangat rentan.
“Masih terjadi perdebatan dalam mengakomodasi prinsip ‘responsibility’ (tanggung jawab) dan ‘capability’ (kemampuan) yang dapat diterima oleh semua pihak. Juga mengenai debat tentang batas kenaikan suhu global antara 2 derajat Celcius dan 1,5 derajat Celcius,” terang Efransjah saat menyikapi perkembangan terkini hingga hari Sabtu (05/12) kemarin.
Sementara itu, salah satu sesi di Pavilion Indonesia pada hari terakhir di minggu pertama membahas inisiatif lintas batas (transboundary initiative) antara Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia di Pulau Kalimantan yang dikenal dengan The Heart of Borneo (HoB).
Saat mengantar diskusi yang dihadiri perwakilan tiga negara, Dr. Lukita Dinarsyah Tuwo, Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, menyatakan bahwa The Heart of Borneo merupakan salah satu upaya kontribusi dari Brunei Darussalam, Indonesia dan Malaysia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca global dengan menjaga 22 juta hektare tutupan hutan di Pulau Kalimantan.
“Usaha ini juga menyelamatkan kekayaan keanekaragaman hayati dan memberi manfaat bagi masyarakat setempat,” kata Lukita.
Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu turut memaparkan skenario ekonomi hijau yang akan dijalankan kabupatennya, yang mana 90 persen luasannya masih merupakan hutan. Seluruh wilayah Kabupaten Mahakam Ulu , Kalimantan Timur berada dalam bentang alam HoB.
Penulis: Danny Kosasih