Bandung (Greeners) – Masalah sampah plastik, terutama kantong plastik, saat ini sangat mendesak untuk diselesaikan. Komitmen Indonesia mengurangi sampah plastik hingga 70% pada tahun 2025 hanya dapat direalisasikan bila seluruh pemangku kepentingan yang terkait bergandengan tangan untuk menciptakan solusi yang tepat. Kampanye interaktif Zero Waste Youth Festival yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Diet kantong Plastik (GIDKP) menjadi salah satu wadah kolaboratif untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Direktur Eksekutif GIDKP Tiza Mafira mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menunjukan eksistensi anak muda dalam menyelesaikan permasalahan sampah, terutama permasalahan sampah plastik.
“Seringkali anak muda lebih terdepan dalam memberikan solusi, asal mereka didukung untuk bertindak,” ujar Tiza saat ditemui di lokasi acara, Bandung, Senin (26/02/2018).
Senada dengan Tiza, Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian LHK Ujang Solihin Sidik yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, di era saat ini diperlukan cara-cara yang lebih kreatif dalam penyampaian informasi tentang kebijakan lingkungan serta pelibatan generasi muda dalam pengambilan keputusan.
“Peran anak muda dalam pengurangan sampah plastik ini sangat dibutuhkan, terutama agar lebih banyak lagi inovasi-inovasi dari generasi muda atau milenial untuk solusi sampah plastik,” kata Ujang.
Inovasi ini, lanjutnya, juga diperlukan oleh pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan kepada masyarakat. “Dengan segala keterbatasan yang kita miliki, baik dari regulasi maupun pendanaan, kita sebisa mungkin tetap berkarya sebaik yang bisa kita lakukan,” katanya.
Mengenai upaya pengurangan sampah, ia memberi apresiasinya kepada Pemkot Balikpapan. Menurut Ujang, Pemkot Balikpapan mampu menjalankan kebijakan pelarangan penggunaan kantong plastik di ritel modern meskipun regulasi yang bersifat nasional masih belum ditetapkan.
Terkait kebijakan ini, Ujang menjelaskan bahwa kebijakan kantong plastik tidak gratis tetap dilanjutkan dan hanya tinggal menunggu keputusan dari Menteri LHK untuk pengesahan. “Nantinya plastik akan dianggap sama seperti komoditas, diberi harga sesuai dengan kualitasnya, tidak lagi diinternalisasi dalam produk-produk lain yang dijual ritel,” tegas Ujang.
Rencananya tidak hanya kantong plastik yang diatur dalam peraturan menteri ini, namun juga mencakup seluruh bentuk kemasan berbahan plastik sekaligus peta jalan pengurangan sampah plastik dari produsen.
Sebagai informasi, rangkaian acara Zero Waste Youth Festival ini telah dimulai pada tanggal 24 Februari 2018 di kota Cimahi, Bandung. Kemudian dilanjutkan di hari Senin (26/2) di Bandung Creative Hub, kota Bandung dan selanjutnya akan diadakan pada tanggal 6-7 Maret di Soreang, Kabupaten Bandung. Acara ini merupakan salah satu rangkaian menuju International Zero Waste City Conference yang akan diselenggarakan di Bandung pada tanggal 5-7 Maret 2018.
Ada berbagai kegiatan menarik yang digelar dalam festival ini, antara lain zero waste seminar, pemutaran film, lokakarya daur ulang, serta penampilan musik oleh Arina Epiphania bersama Indrakustik. Selain itu, diadakan pula plastic hunt race menggunakan aplikasi interaktif “Augmented Reality”.
“Dengan menggunakan augmented reality, anak muda bisa lebih mudah mendapatkan informasi tentang sampah kantong plastik dan GIDKP lewat ponsel pintar,” kata Koordinator Nasional GIDKP Rahyang Nusantara.
Penulis: Gede Surya Marteda