Jakarta (Greeners) – Menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia, World Cleanup Day (WCD) Indonesia dan Lentera Anak ajak semua pihak peduli dan ketahui dampak yang sampah puntung rokok timbulkan terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kampanye bertajuk Plogging Cigarette Butt ini diikuti oleh 100 relawan di area car free day Sudirman, Jakarta Pusat (28/5).
Mereka melakukan aksi pungut sampah puntung rokok di area car free day. Tak hanya pungut sampah, relawan juga menyuarakan bahaya puntung rokok bagi kesehatan dan lingkungan melalui poster.
Selama kurang lebih empat jam, total sampah yang terkumpul sebanyak 21,27 kilogram, 4 kilogram di antaranya sampah puntung rokok. Nantinya, seluruh sampah yang terkumpul akan dibawa ke materials recovery facility di Jakarta.
Data The Ocean Conservancy menunjukkan, dalam 25 tahun terakhir relawan International Coastel Cleanup (ICC) mengumpulkan sekitar 53 juta puntung rokok. Ironisnya, 33,760 batang rokok telah ditemukan di perairan Indonesia pada event The Beach and Beyond 2019.
4,5 Triliun Sampah Puntung Rokok Ancam Lingkungan
Pemimpin Gerakan WCD Indonesia, Andy Bahari menegaskan, puntung rokok adalah sampah yang paling banyak mengotori planet bumi. Ia mengutip hasil riset Dosen Ekologi di Inggris, setidaknya setiap tahun ada 4,5 triliun puntung rokok dibuang sembarangan.
“Bayangkan ada 4,5 triliun puntung rokok berpotensi meracuni lingkungan hidup. Ini jelas menjadi masalah kita bersama, karena rokok tidak hanya meracuni paru-paru tetapi juga lingkungan,” jelasnya.
Anggapan masyarakat terhadap puntung rokok sebagai sampah kecil menjadi salah satu penyebab sampah ini terus berserakan. Padahal, puntung rokok merupakan sampah yang mengancam kerusakan lingkungan.
Dalam setiap kegiatan aksi bersih-bersih, WCD menemukan banyak sampah puntung rokok di trotoar jalan, selokan, sungai, pantai, hingga laut.
Mengandung Zat Kimia Berbahaya
Faktanya sampah puntung rokok tergolong limbah berbahaya dan beracun. Di dalamnya terkandung ribuan zat kimia berbahaya yang dapat mencemari dan membahayakan lingkungan.
Sebuah penelitian dari Spanyol tahun 2021 melaporkan, setidaknya dalam satu puntung rokok memiliki 15.600 helai fiber. Ketika puntung rokok terlepas ke lingkungan terutama di perairan, dapat menghasilkan mikroplastik yang terlepas sebanyak 100 partikel perhari.
Di sisi lain, filter pada puntung rokok memiliki kandungan sejenis kapas plastik selulosa asetat, yang memerlukan waktu agar bisa terurai di lingkungan. Selulosa asetat adalah modifikasi dari senyawa kimia bernama selulosa.
Dengan adanya kandungan tersebut, butuh waktu sekitar satu sampai lima tahun bagi puntung rokok yang terbuat dari selulosa asetat untuk bisa terurai.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin