Jakarta (Greeners) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bersama Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menanam 1.000 bibit mangrove di Pulau Pari. Aksi tersebut merupakan rangkaian agenda dalam perlindungan, pemulihan dan pelestarian pesisir serta pulau kecil di seluruh wilayah Indonesia.
Pulau Pari merupakan salah satu pulau kecil di Kepulauan Seribu yang luasnya tidak lebih dari 42 hektare. Pulau ini dihuni oleh lebih dari 400 keluarga yang rata-rata bekerja sebagai nelayan dan pegiat pariwisata.
Sejak lama, Pulau Pari terdampak krisis iklim. Pulau Pari semakin sering mengalami bencana banjir rob, kenaikan air laut, cuaca ekstrem, serta tingginya gelombang. Semuanya telah memperburuk kehidupan sosial ekonomi masyarakat Pulau Pari.
BACA JUGA: Greeners Jalin Kerja Sama Penanaman Mangrove dengan Kemangteer
Untuk melindungi pulau-pulau kecil seperti Pulau Pari, Walhi bersama DMC Dompet Dhuafa juga telah menandatangani nota kerja sama pada Senin (8/7) di Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu. Mereka akan berkolaborasi untuk melakukan perlindungan, pemulihan dan pelestarian pesisir serta pulau kecil di seluruh wilayah Indonesia.
Mereka membangun kerja sama ini dalam rangka menginisiasi gerakan kolaborasi untuk menguatkan serta mendukung penguatan kampanye advokasi lingkungan hidup. Hal itu guna mendapatkan dukungan publik seluas-luasnya.
Adapun isu kunci yang menjadi arus utama dalam kerja sama ini adalah perlindungan dan pemulihan lingkungan hidup, khususnya di pesisir-pulau kecil, mitigasi dan adaptasi krisis iklim, dan konservasi alam di wilayah Indonesia.
Tingginya Abrasi di Pulau Pari
Deputi Direktur 1 Program Sosial Budaya Dompet Dhuafa, Juperta Panji Utama mengatakan bahwa abrasi pantai-pantai di Pulau Pari begitu tinggi. Masyarakat Pulau Pari pun terus berjuang untuk menglola lingkungannya secara mandiri.
Maka dari itu, Dompet Dhuafa tergerak untuk bekerja sama dengan Walhi untuk pengendalian abrasi pesisir Utara Laut Jawa selama lima tahun. Setiap tahun mereka juga akan mengevaluasi program kerja sama ini.
“Kalau bisa terus bekerja sama, jangan terbatas pada waktu tapi pada bagaimana kami mencapai tujuan-tujuan yang ingin kami capai,” kata Panji.
Lindungi Hak Manusia dan Lingkungan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Nasional Zenzi Suhadi mengatakan kerja sama ini merupakan persatuan antara dua gerakan yang memobilisasi nilai dan moral kemanusiaan, serta gerakan yang melindungi dan memajukan hak manusia atau lingkungan.
Zenzi mengatakan bahwa Dompet Dhuafa memiliki filososfi menghimpun dan mengarahkan sumber daya manusia untuk memelihara dan memajukan nilai-nilai moral kemanusiaan, termasuk lingkungan.
Menurut Zenzi, pertemuan dua gerakan ini berpotensi menjadi cikal bakal membangun nilai-nilai universal dan moral manusia di masa depan.
BACA JUGA: Eathink dan Lindungi Hutan Tanam 130 Bibit Mangrove di Banten
“Kami memaknai pertemuan dua organisasi ini sebagai perkawinan antara dua anggota gerakan yang memobilisasi nilai dan moral kemanusiaan. Lalu, menciptakan gerakan yang melindungi dan memajukan hak manusia atau lingkungan. Maka dari itu, kami akan melahirkan satu hal bahwasanya orang lahir di mana pun, berdiri di pulau mana pun dia mempunyai hak terhadap semua yang ada di muka bumi ini,” tambahnya.
Libatkan Publik untuk Menyelamatkan Alam
Zenzi menambahkan, kehancuran di muka bumi ini terjadi karena hak manusia atas lingkungan disekat batas kekuasaan negara. Padahal, tidak ada satu pun di negara muka bumi ini yang akan mampu menangani persoalan lingkungan. Ia mencatat sudah hampir 30 tahun seluruh negara anggota PBB membicarakan perubahan iklim.
“Saat para pemimpin dunia itu bertemu selama 30 tahun lamanya, selama itu juga pelepasan emisi meningkat. Kemudian, perubahan iklim meningkat suhu rata-rata harian bumi meningkat,” katanya.
Artinya, kata Zenzi, masyarakat tidak bisa menggantungkan harapan keselamatan bumi dan hak generasi berikutnya pada kepemimpinan politik. Masyarakat hanya bisa menggantungkan harapan keselamatan bumi dan hak antargenerasi itu kepada kesadaran publik secara luas.
Menurutnya, pertemuan antara Walhi dan Dompet Dhuafa akan melahirkan jembatan di mana publik bisa terlibat menyelamatkan alam. Ia berharap kerja sama ini menjadi momentum untuk saling merawat bumi bersama-sama.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia