Jakarta (Greeners) – Festival musik jazz terbesar di Indonesia, Java Jazz Festival, akan kembali digelar. Festival yang pada tahun ini bertajuk “Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2016” akan menjadi festival yang tidak hanya memperdengarkan musik, namun juga mengampanyekan pemilahan sampah. Program yang dinamakan Less Waste More Jazz ini merupakan hasil kerjasama dengan PT Java Festival Production yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal, mengatakan bahwa perubahan perilaku masyarakat terkait masalah lingkungan hidup tidak dapat terjadi tanpa adanya dorongan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Menurutnya, program Less Waste More Jazz pun termasuk dalam upaya perubahan tersebut.
“Kita akan terus mendorong perubahan dalam tatanan masyarakat terkait sampah,” ujar Novrizal pada acara konferensi pers “Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2016”, Jakarta, Rabu (03/03).
Less Waste More Jazz merupakan sebuah program pemilahan sampah yang akan dijalankan selama Java Jazz Festival 2016 berlangsung. Di lokasi acara akan disediakan tempat sampah untuk memilah sampah yang akan dibuang. Pengunjung akan diajak untuk memilah antara sampah sisa makanan (food waste) dengan sampah kemasan makanan (food packaging waste).
Tempat sampah yang disediakan khusus untuk memilah sampah ini akan disediakan sebanyak 80 unit. Tempat sampah tersebut bertujuan untuk meminimalisir tumpukan sampah yang berserakan di area festival jazz terbesar di Indonesia ini.
“Jadi kita (bersama penyelenggara) ingin menciptakan kehidupan yang jazzy itu kalau mampu mengurangi sampah,” ungkapnya.
Novrizal juga mengungkapkan bahwa event musik seperti Java Jazz sangat potensial untuk menjadi medium untuk mengkampanyekan pengurangan dan pemilahan sampah. Ia berharap masyarakat memiliki antuasiasme untuk mengubah lingkungan Indonesia menjadi lebih baik.
Di temui di lokasi yang sama, Direktur Utama PT Java Festival Production, Dewi Gontha menyatakan bahwa penyelenggaraan Java Jazz ke dua belas ini tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai pihak, termasuk dorongan dari KLHK dalam mengurangi sampah.
“Pertama kalinya Java Jazz mendapat banyak dukungan penuh, termasuk dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kami mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan dan kepercayaan dalam penyelenggaraan Java Jazz,” ujar Dewi.
Sebagai informasi, Jakarta International Java Jazz Festival akan kembali digelar pada tanggal 4-6 Maret 2016. Sebanyak 40 musisi internasional dan 64 musisi dalam negeri akan unjuk kebolehan bermusik di sebelas panggung yang tersebar di area JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Penulis: TW/G37