Jakarta (Greeners) – Mengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan serta mengurangi dampak perubahan iklim, PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan kampanye Bright Future dengan fokus perlindungan terhadap satu juta pohon di Indonesia dan Brasil.
Kampanye yang sebelumnya bernama Project Sunlight ini dilakukan bersama dengan WWF Indonesia guna mewujudkan program Sustainable Living Plan (USLP) yang dicanangkan oleh Unilever.
Governance and Corporate Affairs Director PT Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso dalam konferensi pers menyatakan bahwa kampanye tersebut bermaksud untuk mengajak masyarakat ikut serta berperan aktif melindungi satu juta pohon di Indonesia dan Brasil. Caranya adalah dengan bergabung dan memberikan dukungan di www.brightfuture.unilever.co.id.
“Dalam situs ini masyarakat dapat menemukan informasi mengenai perubahan iklim, deforestasi, dan cara-cara sederhana yang bisa dilakukan masyarakat untuk menjaga lingkungan. Melalui gerakan ini juga intinya kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut peduli dengan masalah yang dihadapi bumi untuk mewujudkan hari esok yang lebih baik, dengan cara menerapkan gaya hidup yang lebih sustainable,” terangnya, Jakarta, Jumat (21/08).
Maria Dewantini Dwianto selaku Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia, Tbk. menjelaskan pihaknya menyadari bahwa perubahan iklim merupakan salah satu tantangan besar bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Program perlindungan hutan yang dilakukan Unilever bersama WWF ini akan dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya di Kawasan Hutan Lindung Sesoat, Narmada, Lombok Barat.
“Melalui kampanye ini, kami harapkan masyarakat akan lebih peduli dan terinspirasi untuk melakukan langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu mengatasi perubahan iklim,” tambahnya.
Marketing Director WWF Indonesia, Devy Suradji, menyatakan, tingginya laju deforestasi merupakan salah satu penyebab yang memperburuk perubahan iklim. Diperkirakan lebih dari 170 juta hektar hutan akan hilang sepanjang 2010-2030.
NTB sendiri, katanya lagi, merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil (Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba dan Flores) yang rentan terhadap perubahan muka air laut akibat perubahan iklim. Angka rata-rata 25-30 ribu hektar per tahun sudah sangat mengkhawatirkan mengingat keberadaan hutan di NTB sebagai bagian dari provinsi kepulauan sangat penting sebagai daerah tangkapan air utama bagi hampir 5 juta jiwa penduduk. Saat ini, tutupan hutan yang masih dalam kondisi bagus di NTB hanya tersisa 48 persen.
“Perubahan iklim selama satu abad terakhir telah menyebabkan kenaikan suhu global rata-rata sebesar 1 derajat Celcius dan banyak dampak nyata yang diakibatkan. Melalui program perlindungan hutan oleh Unilever dan WWF melalui BrightFuture ini akan banyak sekali manfaat yang nantinya dirasakan. Tidak hanya bagi penduduk sekitar tetapi juga masyarakat di Kabupaten Lombok Barat karena Hutan Sesaot merupakan daerah yang sangat penting dalam menunjang kebutuhan irigasi dan air minum,” tutupnya.
Penulis: Danny Kosasih