Jakarta (Greeners) – Pandan laut (Pandanus tectorius Park) merupakan salah satu jenis keanekaragaman hayati yang punya manfaat secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Tumbuhan tepi pantai ini tak sekadar memiliki fungsi ekologi. Tetapi juga bermanfaat bagi kebutuhan manusia, seperti kerajinan, parfum, hingga pengobatan.
Dalam keterangannya, pengajar Fakultas Biologi Universitas Nasional, Ikhsan Matondang mengungkapkan, pandan laut memiliki fungsi ekologi untuk menahan abrasi pantai, mengurangi dampak pasang terhadap ekosistem darat hingga memberi dampak meminimalisir kerusakan pada daerah di belakang vegetasi pandan laut. Selain itu, beberapa bagian tumbuhan ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
“Daun tanaman pandan laut merupakan bahan untuk pembuatan tikar, kerajinan tangan, bahan atap rumah,” imbuhnya.
Batang pun bisa untuk konstruksi rumah. Buahnya dapat manusia konsumsi dan untuk ramuan parfum. Sedangkan bunga jantan untuk karangan bunga. Masyarakat Kiribati menggunakan daun sebagai bahan untuk mengobati demam atau flu, hepatitis, disuria, asma, bisul dan kanker. Adapun rebusan akar untuk mengobati wasir.
Pandan merupakan anggota suku pandan-pandanan (Pandanaceae), terutama dari marga Pandanus. Pandan laut merupakan tumbuhan berhabitus setinggi 3-7 meter, bercabang kadang-kadang batang berduri dengan akar tunjang sekitar pangkal batang.
Jawa Miliki 16 Jenis Pandan Laut
Marga pandanus tercatat memiliki anggota sekitar 700 jenis. Di Jawa perkiraannya terdapat 16 jenis. Dari sekitar 700 jenis tersebut, salah satunya adalah jenis pandan laut (Pandanus tectorius Park).
Batang pandan laut berwarna abu-abu, diameter 9,1-14 cm dan memiliki lentisel. Daun tunggal bentuk pita panjang 2-3 m dan lebar 8-12 cm ujung runcing dan tepi daun memiliki duri. Bunga warna merah ungu, terletak pada ujung batang, benang sari banyak, formasi seperti payung. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir atau malai yang besar. Buah seperti buah nanas, ketika masak berwarna kuning jeruk.
Pengajar Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas Nasional, Sri Endarti Rahayu menjelaskan, pandan laut dapat kita temukan mulai dari pantai berpasir hingga hutan dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 3.500 meter dari permukaan laut.
Pandan juga ada di di hutan sekunder dan padang rumput yang dapat tumbuh pada tanah basah subur berhumus, kapur, rawa gambut hingga tanah berpasir yang relatif kering dan miskin zat-zat hara.
Bio Coffee Talk UNAS
Pernyataan tersebut mengemuka dalam acara Bio Coffee Talk Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional (IKA FABIONA) bekerja sama dengan Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS). Acara tersebut bertajuk “Mengenal Pandan Laut dan Manfaatnya” baru-baru ini.
Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional, Dedy Darnaedi menjelaskan, Bio Coffee Talk merupakan sebuah wadah berbagi pembelajaran bagi alumni, civitas Fakultas Biologi UNAS dan masyarakat seputar keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan inspirasi bagi masyarakat terkait aksi konservasi keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di Indonesia. Program ini diadakan sekali setiap bulannya” kata dia.
Turut hadir sebagai peserta dari SMA N 28, SMA N 49, SMA N 59, SMA N 7, SMA Perguruan Cikini, SMA Suluh, SMA Dewi Sartika, KSM Proteus Universitas Indonesia, mahasiswa Fakultas Biologi UNAS, Himagro UNAS dan masyarakat umum.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin