Jakarta (Greeners) – Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu perguruan tinggi yang berkontribusi untuk mengelola sampah perkotaan. Kampus yang terletak di Yogyakarta tersebut memiliki pusat pengolahan sampah dan penyimpanan bibit padi dan tanaman hortikultura di kompleks Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Berbah, Yogyakarta.
Pada Selasa (23/7), sebanyak 86 akademisi dari lima negara mengunjungi pusat pengolahan sampah milik UGM. Kelima negara tersebut berasal dari Indonesia, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Meksiko. Kunjungan ini dalam rangka memperkenalkan kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program kampus hijau dan capaian target tujuan pembangunan berkelanjutan.
BACA JUGA: Greeners.Co Ajak Mahasiswa UGM Mengenal Ecopreneurship
Kepala Satuan Penjaminan Mutu dan Reputasi Universitas (SPMRU) UGM, Indra Wijaya Kusuma, mengatakan kunjungan para akademisi ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan ‘Regional Workshop on UI GreenMetric World University Rankings for Universities in Asia-Pacific.
“Kunjungan ini untuk melihat best practice tata kelola kampus berbasis penerapan nilai-nilai keberlanjutan,” kata Indra lewat keterangan tertulisnya, Rabu (24/7).
Indra menyebutkan para peserta sangat terkesan dengan pengolahan sampah plastik dan sampah organik oleh UGM.
“Ternyata mereka terkesan, di luar negeri tidak banyak (yang mengolah sampah),” lanjutnya.
Tingkatkan Komitmen Kampus Kelola Sampah Perkotaan
Kunjungan ini, kata Indra, bisa meningkatkan komitmen kampus dalam program kampus hijau. Selain itu, juga meningkatkan pembangunan berkelanjutan hingga mendorong reputasi pemeringkatan universitas dari UI Greenmetric.
“Kami ingin meningkatkan awareness soal pembangunan kampus hijau. Jika selama ini kita hanya memberi laporan saja dalam penilaian tersebut, kali ini kita mengajak mereka meninjau langsung,” paparnya.
Salah satu peserta dari Central Bicol State University of Agriculture, Filipina, Dino Jose M. Relativo mengatakan dirinya tertarik dan terkesan dengan pengelolaan sampah di PIAT UGM.
“Karena di UI Greenmetrics ada soal pengelolaan sampah. Sampah adalah masalah universal, jadi bagaimana kontribusi kampus menangani sampah, terutama sampah yang berasal dari kota,” jelasnya.
BACA JUGA: Ekonomi Sirkular Dorong Industri Minimalisir Kerusakan Alam
Menurutnya, hampir seluruh kota di dunia memiliki masalah sampah. Sehingga, setiap kampus perlu berkontribusi, setidaknya mampu mengolah sampah sendiri.
“Jika kita bisa mengolah atau mengelola sampah sendiri, kita bisa sebarkan kabar baik ini ke masyarakat,” katanya.
Dino menyampaikan bahwa Filipina memang saat ini tidak memiliki persoalan dengan sampah seperti yang terjadi pada kota besar di Indonesia. Namun, baginya, akan ada waktu persoalan ini terjadi.
“Tetap akan ada dan efeknya itu adalah produk sampah yang harus kita kurangi. Tentu saja pengelolaan sampah adalah salah satu yang menjadi solusinya,” ujar Dino.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia