Ubah Sampah di Kaki Gunung Rinjani Jadi Berkah

Reading time: 2 menit
Kegiatan Pengmas FIK UI bersama para ibu di Sembalun. Foto: FIK UI

Jakarta (Greeners) – Banyaknya sampah di gunung dan tempat wisata masih menjadi salah satu permasalahan terbesar bagi daerah pariwisata di Indonesia. Penumpukan sampah di area wisata akan berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Mulai dari pencemaran ekosistem gunung, pencemaran udara, hingga berdampak langsung pada kesehatan manusia.

Jika tidak terkelola dengan baik, sampah akan merusak lingkungan dan mengganggu kenyamanan wisatawan hingga bisa berujung pada penurunan angka pengunjung.

Salah satu destinasi wisata yang memiliki permasalahan dalam pengelolaan sampah ada di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur yang berada di wilayah kaki Gunung Rinjani (3.726 mdpl).

Daerah ini meliputi enam desa dengan udara sejuk, dengan ketinggian 800 mdpl–1.250 mdpl. Kecamatan ini berkembang menjadi agrowisata yang mengundang wisatawan lokal, nusantara, dan mancanegara untuk menikmati panorama alam dan udara segar pegunungan.

Sayangnya, di lokasi ini masih banyak sampah yang berserakan dan bertumpuk, baik sampah domestik maupun nondomestik.

Pengabdian Masyarakat UI Bantu Kelola Sampah di Gunung

Untuk mendukung pengelolaan sampah di kawasan itu, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) membuat kegiatan bertema “Empowering Community in Health Literacy for Sustainable Tourism in Sembalun Village, East Lombok, NTB”.

Kegiatan ini memberikan edukasi dan pelatihan pemilahan dan pengelolaan sampah kepada ibu-ibu kader di Desa Sajang, Sembalun.

“Sampah memang menjadi masalah yang kompleks di Desa Sajang. Jumlah sampah di desa ini cukup tinggi dan sulit untuk didaur ulang karena pengelolaannya masih belum optimal,” kata Kepala Desa Sajang, Lalu Kanahan, dalam keterangan UI baru-baru ini.

Ia berharap, dengan adanya pengabdian masyarakat ini bisa membantu para kader meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemilahan dan pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Sampah para ibu ubah menjadi barang bernilai. Foto: FIK UI

Membuat Barang Bernilai Jual

Perwakilan dari dosen FIK UI Rona Cahyantari Merduaty mengungkapkan, kegiatan ini berisi materi mengenai definisi sampah, pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah termasuk caranya. Selain itu tentang dampak pengelolaan dan pemilahan sampah yang buruk bagi kesehatan dan lingkungan.

Setelah itu, para peserta Pengmas UI bagi menjadi tiga kelompok. Mereka mendapat pelatihan cara mengelola sampah menjadi barang bernilai jual.

“Setiap kelompok peserta berhasil membuat tempat pensil, tas, dan gantungan pintu dari sampah rumah tangga,” ucapnya.

FIK UI mengangkat isu sampah dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini agar setiap orang memiliki perhatian yang serius dalam menyelesaikan masalah sampah. Hal ini tidak hanya berdampak kepada lingkungan, tetapi juga kesehatan.

Perawat memiliki peran penting dalam memberikan edukasi mengenai literasi kesehatan, salah satunya mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Penulis : Ari Rikin

Editor : Ari Rikin

Top