Transplantasi Terumbu Karang di Teluk Wondama untuk Pulihkan Ekosistem Laut

Reading time: 2 menit
Kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Apimasum, Teluk Wondama, Papua Barat. Foto: KLHK
Kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Apimasum, Teluk Wondama, Papua Barat. Foto: KLHK

Jakarta (Greeners) – Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC) melaksanakan transplantasi terumbu karang di Pulau Apimasum, Teluk Wondama, Papua Barat. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara BBTNTC, PT Palapa Timur Telematika (PT. PTT), dan masyarakat Yomakan dalam rangka Road To HKAN (Hari Konservasi Alam Nasional).

Transplantasi terumbu karang bertujuan untuk memulihkan dan memperbaiki kondisi terumbu karang yang rusak akibat faktor alam, aktivitas manusia, dan faktor lainnya. Terumbu karang adalah salah satu ekosistem laut yang berfungsi sebagai pelindung alami pantai dari gelombang laut yang kuat. Selain itu, terumbu karang juga dapat mengurangi kerusakan akibat badai dan erosi. Kelestariannya sangat penting untuk dijaga.

BACA JUGA: Nuansa Pulau Selamatkan Terumbu Karang dari Kerusakan

Transplantasi terumbu karang di Teluk Wondama menggunakan media berbentuk jaring laba-laba yang terbuat dari besi dan dilapisi pasir, dengan jumlah 100 bagan. Bibit karang yang digunakan berasal dari famili Acropora. Metode ini terbukti efektif dalam mempercepat pertumbuhan dan pemulihan terumbu karang.

Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Supartono, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah tindak lanjut dari MOU antara BBTNTC dan PT. PTT. Keduanya telah menandatangani perjanjian pada tahun 2018.

Supartono menambahkan, transplantasi terumbu karang merupakan langkah penting dalam upaya melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati laut di Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

“Kami berharap upaya ini dapat berdampak positif bagi ekosistem laut di Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Kemudian, bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam kegiatan konservasi,” ujar Supartono.

Kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Apimasum, Teluk Wondama, Papua Barat. Foto: KLHK

Kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Apimasum, Teluk Wondama, Papua Barat. Foto: KLHK

Harapan Warga Kampung Yomakan

Program transplantasi ini melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat Yomakan, termasuk kelompok binaan BBTNTC dan nelayan. Mereka terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari pengangkutan media jaring laba-laba, pelapisan pasir, hingga penanaman karang di laut. Keterlibatan masyarakat Yomakan merupakan bukti kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang dan ekosistem laut secara keseluruhan.

Lambertus Yomaki, anggota kelompok Tapapai, berharap agar terumbu karang di perairan kampung Yomakan dapat pulih. Sehingga, masyarakat tidak perlu pergi jauh untuk mencari ikan.

“Kami sangat senang bisa terlibat dalam transplantasi terumbu karang ini, dan kami akan menjaga hasilnya,” katanya.

BACA JUGA: Kenaikan Suhu Laut Picu Pemutihan Terumbu Karang

Berdasarkan survei Reef Health Monitoring 2023, rata-rata tutupan terumbu karang di Taman Nasional Teluk Cenderawasih adalah 34,63%. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang, angka ini termasuk dalam kategori sedang. Tutupan karang ini naik 0,98% dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 33,65%.

Tim BBTNTC akan terus memantau dan mengevaluasi untuk memastikan terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Mereka juga berharap terumbu karang ini bisa memberikan manfaat ekologi dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top