Gangguan Kesehatan Mental di Indonesia bukan masalah sepele. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, sebanyak 14 juta penduduk Indonesia yang berusia diatas 15 tahun mengalami gejala depresi dan gangguan jiwa. Di sisi lain, pemulihan kesehatan mental perlu biaya yang tak sedikit. Untuk itu, delapan pesepeda dari Too Much Idea Cycling Cult (TMICC) menggelar kegiatan Gowes Untuk Pulih 1.200 km Jakarta-Denpasar dan penggalangan dana untuk membantu pihak yang membutuhkan pemulihan kesehatan mental.
Jakarta (Greeners) – Anggota TMICC, Akbar Darmansyah, menjelaskan Gowes Untuk Pulih terlaksana pertama kali pada penghujung tahun 2019. Untuk gelaran pertama, TMICC bekerja sama dengan Yayasan Pulih dengan bersepeda dari Jakarta sampai Yogyakarta.
Adapun tahun ini, TMICC kembali menggelar misi serupa dengan meningkatkan cakupan program, baik dari jalur sepeda serta target penggalangan dana.
“Kemarin (tahun 2019) cuma 605 kilometer (km), kalau ini dari Jakarta sampai Denpasar 1.200 km. Tahun ini, selain bekerja sama dengan Yayasan Pulih, kami juga bekerja sama dengan Suryani Institute di Bali,” ujar Akbar kepada Greeners.co, Senin, (28/12/2020).
TMICC Targetkan Dana Terkumpul Sebanyak Rp. 200 Juta
Akbar yang juga Ketua Perjalanan Gowes Untuk Pulih ini menyebut target dana yang terkumpul untuk aktivitas kali ini sebanyak Rp. 200 juta melalui platform penggalangan dana Kitabisa.com.
Untuk kegiatan sebelumnya, TMICC berhasil mengumpulkan dana sebanyak Rp. 17 juta yang langsung tersalur ke rekening Yayasan Pulih.
Kini, dengan persiapan dan rencana yang matang, pihaknya berharap dana yang terkumpul bisa lebih meningkat agar lebih bisa membantu pihak yang berjuang dalam pemulihan kesehatan mental.
Dia menjamin dana terkumpul akan langsung masuk rekening Yayasan Pulih dan Suryani Institute. Menurutnya, kedua pihak tersebut telah banyak membantu orang dengan gangguan mental bahkan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) secara cuma-cuma dengan tenaga kesehatan yang bekerja secara sukarela.
Dengan bantuan dari penggalangan dana, lanjut Akbar, setidaknya bisa membantu meringankan proses perawatan bagi orang yang membutuhkan.
“Secara personal saya terbantu sekali dengan layanan psikologis. Tapi harganya agak mahal dan kurang terjangkau. Ketika dipikir-pikir lagi, banyak orang yang butuh juga (layanan kesehatan mental). Tapi, kalau belum terjangkau, kita harus bantu,” jelasnya.
Bersepeda Bisa Jadi Media Pelepas Stres
Lebih jauh, Akbar menyampaikan TMICC memiliki perhatian lebih dalam kesehatan mental. Anggota TMICC, lanjut dia, datang dari beragam profesi yang harus siap bekerja selama satu minggu penuh.
Menurutnya, pola kerja tersebut berpeluang mendatangkan stres, bahkan sampai pada gangguan mental.
Selain itu, Akbar mengemukakan setiap orang perlu aktivitas yang bisa menjadi media melepas stres. Sepeda bisa jadi salah satu pilihan sebab tidak hanya akan membuat fisik sehat, tapi juga mental.
Bagi Akbar, bersepeda bisa jadi sarana lebih mengenali diri dan membuat tenang dalam menyelesaikan masalah.
“Banyak juga orang yang menjadikan bersepeda sebagai pemulihan mental mereka,” ucapnya.
Baca juga: Rumah Sepeda Indonesia Bandung: Jaga Geliat Pesepeda Kota Kembang
Masyarakat Keliru Menilai Gangguan Mental
Akbar menilai, selain biaya yang mahal, tantangan kesehatan mental di Indonesia adalah penilaian keliru masyarakat terkait gangguan mental.
Menurutnya, masyarakat kerap menyepelekan stres sebagai salah satu pemicu gangguan mental. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang memberi stigma orang gila bagi orang yang menggunakan jasa layanan psikologi.
Akbar mengungkapkan kegiatan bersepeda dari Jakarta ke Bali tidak hanya untuk menggalang dana, tapi juga upaya sosialisasi terkait penanganan yang baik terhadap gangguan mental.
Lebih jauh, TMICC juga memasukkan agenda kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Probolinggo, Jawa Timur, untuk melepaskan pasungan bagi ODGJ di daerah tersebut.
“Kita akan sepedaan bareng sambil sosialisasi dan meningkatkan awareness terkait kesehatan mental,” pungkasnya.
Kampanye Kesehatan Mental TMICC
Sebagai informasi, bagi pihak yang ingin berpartisipasi dalam penggalangan dana bisa langsung mengunjungi laman kitabisa.com/campaign/gowesuntukpulih.
Penggalangan dana akan terus dibuka hingga 31 Januari 2021. Adapun untuk kegiatan bersepeda sudah berjalan mulai 24 Desember 2020 dengan start di Jakarta dan finish tanggal 2 Januari 2021 di Denpasar Bali.
Penulis: Muhamad Ma’rup
Editor: Ixora Devi