Jakarta (Greeners) – TK Khalifah Cimanggis Depok mengenalkan berbagai manfaat tanaman obat pada siswa. Hal itu dalam rangka menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan sejak dini. Menurut Kepala PG & TK Khalifah Cimanggis, Susanti, tak banyak anak yang tahu mengenai tanaman obat.
“Kami fokus ke tema tanaman obat karena memang jarang sekali anak-anak yang kenal tanaman obat. Apa sih jahe, kunyit, kencur itu? Apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari? Itu yang kami ajarkan pada anak-anak,” ujar Susanti kepada Greeners dalam acara puncak tanaman obat, Selasa (21/11).
BACA JUGA: Pemanfaatan Tanaman Obat dari Beragam Suku Nusantara
Susanti menjelaskan, selama tiga minggu awal, pihak sekolah fokus pada materi pengenalan tanaman obat melalui slide show. Tak sekadar itu, para guru juga menanamkan pentingnya menyayangi dan merawat tanaman. Sebab, manusia dan alam selalu hidup berdampingan.
“Kami berikan pemahaman lewat slide show, seperti bagaimana, sih, cara menyayangi tanaman itu? Nah, di acara puncak ini, kami undang para mama untuk turut mendampingi ananda membuat jamu dan menanam tanaman obat,” lanjut Susanti.
Belajar Menanam Tanaman Obat dengan Mama
Dalam acara tersebut, para siswa belajar menanam tanaman obat dengan media polybag. Sementara, para ibu mendampingi anak-anaknya dalam proses penanaman tersebut. Tak hanya membangun kelekatan antara ibu dan anak, momen itu juga dapat melatih motorik halus anak.
“Setelah anak-anak belajar menanam di polybag, kami simpan karya mereka di sekolah untuk penghijauan dan pengelolaan lingkungan,” ujar Susanti.
Susanti menjelaskan, di PG & TK Khalifah Cimanggis ada lima sentra belajar. Di antaranya sentra sains, bermain peran, persiapan, dan sentra seni. Kegiatan pengenalan tanaman obat ini masuk sentra sains.
Tak hanya menanam tanaman obat, seluruh siswa juga belajar membuat jamu tradisional, misalnya jahe hangat. Dengan demikian, anak jadi tahu bahwa Indonesia memiliki kearifan lokal dengan segudang manfaat.
“Anak jadi tahu kalau jahe ini juga bermanfaat, lho, buat kesehatan, selain buat bumbu masakan, misalnya. Mereka juga kami minta untuk mencicipi jamu ini, biar bisa membedakan ‘oh, ini rasa jahe. Ini rasa kunyit, ini rasa kencur’. Seperti itu,” lanjut Susanti.
Siswa Belajar Peduli Lingkungan
Dalam setahun masa pembelajaran, PG & TK Khalifah berkomitmen memasukkan berbagai tema peduli lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal itu dimulai dari hal yang kecil, misalnya belajar memilah sampah. Pihak sekolah bekerja sama dengan RT/RW setempat dan bank sampah untuk mengedukasi anak-anak.
“Kami ajarkan pada anak-anak untuk membedakan sampah organik dan anorganik. Di kelas juga kami sediakan dua tempat sampah untuk membiasakan anak-anak memilah sampah dengan benar,” jelas Susanti.
BACA JUGA: Binahong, Khasiatnya Beken dari Korea Sampai Hawaii
Tak hanya siswa, lanjut Susanti, pihak sekolah juga turut melibatkan orang tua untuk menghijaukan lingkungan sekolah. Misalnya, bergotong-royong memperindah sekolah dengan berbagai macam tanaman yang dibawa dari rumah masing-masing. Sekolah pun kini tampak rindang dan menjadi tempat bermain yang menyenangkan bagi anak.
“Ada tanaman hias, tanaman buah, macam-macam. Dulu awal sekolah ini berdiri masih gersang, sekarang alhamdulillah sudah hijau,” ungkapnya.
Belajar Enterpreurship Sejak Dini
Dalam setiap kegiatan, pihak sekolah juga selalu menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Hal itu tak terlepas dari visi dan misi PG & TK Khalifah, yakni tauhid dan enterpreneursip. Itu tak mengherankan sebab sekolah tersebut merupakan besutan pengusaha Ippho Santosa yang sudah malang-melintang di dunia usaha.
“Kami tumbuhkan sikap enterpreneur seperti jujur, disiplin, tertib, dan amanah. Kami berikan contoh bahwa Rasulullah saja tidak malu berdagang. Anak-anak juga bisa praktik ilmu kewirausahaan lewat market day, ada yang berperan sebagai penjual, ada yang menjadi pembeli,” jelas Susanti.
Tak hanya ibu, pihak sekolah juga melibatkan ayah dalam kegiatan sekolah. Misalnya, dalam acara gebyar buku, anak dan ayah bekerja sama membuat buku yang menarik, kemudian menjualnya. Uang dari hasil penjualan buku akan didonasikan, sehingga anak juga belajar untuk bersedekah.
“Ayah dan ibu akan selalu kami libatkan dalam setiap kegiatan sekolah kami. Sehingga, mereka bisa mengerti apa saja kegiatan anaknya di sekolah. Selain itu, anak pasti akan sangat senang kalau melihat orang tuanya hadir di sekolah. Itu akan selalu terekam dalam memori mereka sampai dewasa. Jadi, yuk, luangkan waktu buat mendampingi tumbuh kembang anak-anak,” ungkap Susanti.
Penulis: Indiana Malia