Di lain sisi, Mantan Kepala Desa Dikira, Daniel Ngongo Deppa (61) mengaku bangga dengan kedatangan tim Ekspedisi Sumba 2015. “Mereka datang dengan membawa banyak perubahan. Padahal desa kami ini desa udik (tertinggal -red). Kami bangga sekali masih ada yang mau peduli kepada kami,” ujar Daniel.
Perubahan yang dimaksud Daniel adalah perubahan perilaku dan kebiasan masyarakat. Wawasan warga dan pengetahuan anak-anak juga diakuinya mengalami kemajuan yang positif. Hal ini terlihat dari anak-anak menjadi rajin untuk belajar di sekolah maupun di Paud (Pendidikan Anak Usia Dini).
Lebih jauh, Daniel juga mengungkapkan kalau sebenarnya masih banyak yang dibutuhkan warga dan belum bisa tercapai akibat kekurangan sumber daya. Hal tersebut dijelaskannya seperti kurangnya penerangan karena listrik masih belum masuk, irigasi dan bendungan untuk persawahan, alat-alat pertanian untuk mengolah sawah serta Sumber Daya Manusia yang masih jauh dari cukup.
“Kita masih butuh pelatihan-pelatihan untuk mendapatkan dan menciptakan Sumber Daya Manusia yang lebih baik bagi Desa Dikira,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Desa Dikira adalah salah satu Desa yang menjadi tujuan tim Ekspedisi Sumba 2015. Desa ini berada di Sumba Barat Daya dengan 325 Kepala Keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani sayur dan peternak.
Selain Solar Water Pump, Hivos juga menginisiasi pembuatan biogas dengan menggandeng Yayasan Rumah Energi untuk implementasinya. Biogas ini memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan bakar. Hal ini dirasa berhasil memenuhi kebutuhan gas untuk masak tiga kali sehari dan lampu untuk satu malam karena mayoritas penduduk Desa Dikira memiliki lebih dari satu hewan ternak.
Ekspedisi Sumba 2015 adalah ekspedisi untuk mengkampanyekan perubahan iklim dan energi terbarukan yang dikembangkan oleh Hivos, organisasi internasional pembangunan nirlaba non-pemerintah internasional. Delapan peserta yang tergabung dalam tim ekspedisi ini adalah Dea Sihotang dari Cibubur, Novianus Efrat dari Jakarta, Saepul Hamdi dari Sukabumi dan Griksa Gunadarma dari Jakarta. Sedangkan tim dari Belanda yaitu Guido, Franka, Joyce dan Sylvia.
Penulis: Danny Kosasih