Tim Ahli IPB Rancang Rumah Penyu di Pulau Rambut

Reading time: 2 menit
Tim Ahli IPB merancang rumah penyu di Pulau Rambut. Foto: Berita IPB
Tim Ahli IPB merancang rumah penyu di Pulau Rambut. Foto: Berita IPB

Jakarta (Greeners) – Tim ahli dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB University terlibat dalam menjembatani kolaborasi untuk pembangunan Rumah Penyu di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu, Jakarta. Rumah Penyu ini bisa menjadi sarana edukasi konservasi bagi pengunjung.

Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java (PHE ONWJ) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta juga ikut terlibat dalam kolaborasi ini.

Tak hanya merancang Rumah Penyu, Hefni Effendi sebagai pemimpin, bersama tim PPLH IPB juga mendesain infografis edukasi mengenai taksonomi dan morfologi penyu sisik, siklus hidup penyu sisik, konservasi penyu sisik, serta upaya penyelamatan dan penetasan telur penyu sisik.

Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java (PHE ONWJ) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta juga ikut terlibat dalam kolaborasi ini.

Tak hanya itu, tim juga menyiapkan berbagai hal, termasuk merancang sistem monitoring pendaratan penyu sisik berbasis Internet of Things (IoT) dengan pemasangan kamera pengawas (CCTV) bertenaga panel surya.

BACA JUGA: Cegah Kepunahan, Dosen IPB Gelar Pelatihan Budi Daya Ikan Sidat

“Rancangan infografis tentang penyu sisik ini sangat menarik, colorful, dan bernuansa kekinian. Ini akan merangsang pengunjung tertarik untuk menyimak narasi yang terkandung di dalam infografis tersebut,” sebut Hefni lewat keterangan tertulisnya, Rabu (4/12).

Selain itu, tim juga menyediakan infografis yang menampilkan tingkah laku yang boleh dan tidak boleh pengunjung lakukan. Hal itu guna menjaga kelestarian penyu sisik.

Tempat Pendaratan Penyu Sisik

Pulau Rambut merupakan bagian dari gugus Kepulauan Seribu yang berstatus sebagai Pulau Suaka Margasatwa sejak 1999. Pada sebelumnya, pulau tersebut berstatus sebagai cagar alam.

Selanjutnya, pada tahun 2011, Pulau Rambut dideklarasikan sebagai Ramsar Site, yaitu salah satu situs lahan basah yang dilindungi kelestariannya berdasarkan Konvensi Internasional Ramsar. Jauh sebelumnya, pada tahun 1937, pemerintah Hindia Belanda telah menetapkan Pulau Rambut sebagai Natuurlijk Monument.

Sejak lama, Pulau Rambut juga memiliki ekologi yang unik. Salah satunya sebagai tempat migrasi burung-burung migran dari Australia. Selain itu, Pulau Rambut juga terkenal sebagai tempat pendaratan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) untuk melepaskan telurnya.

Penyu sisik ini termasuk dalam kategori Critically Endangered menurut Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN). Maka dari itu, Pulau Rambut menjadi lokasi yang sangat penting untuk konservasi spesies ini.

“Oleh karena itu, kelestarian penyu sisik ini perlu kita jaga dengan intervensi upaya manusia,” ujar Hefni.

BACA JUGA: Bioteknologi Bisa Tingkatkan Produksi Hingga Triliunan Rupiah

Selain itu, di sana juga terdapat lima CCTV yang terpasang di sekeliling Pulau Rambut. CCTV itu dapat memantau pendaratan penyu dan terkoneksi langsung dengan kantor perwakilan BKSDA di Pulau Untung Jawa.

Selama periode 2018-2022, Suaka Margasatwa Pulau Rambut berhasil menyelamatkan 48 sarang penyu sisik dan 1.853 butir telur penyu sisik. Mereka juga berhasil melepasliarkan 1.438 tukik penyu sisik ke laut.

Telur penyu yang terkumpul di rumah penyu kemudian dibenamkan ke dalam pasir. Kemudian, dalam waktu 50-60 hari, telur-telur tersebut menetas menjadi tukik. Tukik yang baru menetas dimasukkan ke dalam kolam berisi air laut dan diberi makan rucah, dengan air kolam diganti setiap hari.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top