Jakarta (Greeners) – Think Climate Indonesia menggelar dialog soal aksi perubahan iklim pada pemilu nasional 2024 bersama para tokoh muda, politisi, dan sejumlah pemangku kepentingan. Dialog ini menunjukkan peran kaum muda hingga masyarakat sipil sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim.
Think Climate Indonesia merupakan konsorsium yang terdiri dari kemitraan atau Partnership for Governance Reform. Anggotanya meliputi World Resources Institute (WRI) Indonesia, PATTIRO, Yayasan Kota Kita, dan Kaleka. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dariInternational Development Research Center (IDRC) dan Oak Foundation.
BACA JUGA: Net Zero Summit 2023 Galang Aksi Nyata Atasi Krisis Iklim
Sejak tahun 2021, masing-masing organisasi telah mengembangkan aktivitas dan riset sesuai bidang dan keahlian masing-masing. Upaya tersebut untuk mendukung aksi iklim di Indonesia.
“Kita perlu terus konsisten melakukan riset untuk mendorong lebih banyak kebijakan pemerintah yang berdasarkan data. Oleh karena itu, kami berharap untuk terus mendapatkan masukan dari para organisasi masyarakat sipil seperti think tank,” ujar Direktur Perizinan Riset dan Inovasi, Badan Riset Nasional dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Sundari.
Tri mengatakan, hasil dari para think tank dalam konsorsium Think Climate Indonesia pun akan berkontribusi terhadap peran pemerintah. Hal itu mesti masuk dokumen perencanaan dan komitmen Indonesia dalam mendorong aksi perubahan iklim.
“Inilah yang perlu dikawal bersama,” lanjut Tri.
Anak Muda Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim
Sementara itu, kajian Think Climate Indonesia juga menunjukkan pentingnya keikutsertaan kaum muda dalam menentukan masa depan Indonesia yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dalam acara ini juga diluncurkan Kertas Posisi bertema “Pemilu 2024: Momentum Kaum Muda Mengarusutamakan Perubahan Iklim.”
Gender, Equity, and Social Inclusion (GESI) Program Lead WRI Indonesia, Cynthia Maharani mengatakan bahwa di level tapak, kaum muda telah menjadi aktor perubahan.
“Dalam pesta demokrasi tahun depan, jumlahnya mencakup 60% dari total pemilih. Pemilu 2024 harus menjadi momentum serta kesempatan bagi kaum muda mendorong isu perubahan iklim menjadi agenda prioritas pembangunan nasional,” ujar Cynthia.
Partisipan Bentuk Kebijakan Perubahan Iklim
Indonesia telah memperbarui komitmen iklimnya melalui Enhanced National Determined Contribution (ENDC). Melalui komitmen tersebut, Indonesia menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 31,89% melalui business as usual (BAU). Kemudian, sebanyak 43,20% dengan dukungan internasional.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional dan sektoral yang bertujuan mencegah kenaikan suhu global tidak melebihi 1,5 derajat Celsius. Oleh karena itu, lewat dialog ini para perwakilan organisasi masyarakat sipil bersama tokoh-tokoh muda, politisi, dan pemangku kepentingan lainnya juga berbagi pandangan. Mereka berdialog untuk membentuk kebijakan dan tindakan terkait perubahan iklim.
BACA JUGA: Pendanaan Loss and Damage Krisis Iklim Harus Jelas
Pentingnya partisipasi kaum muda dalam menentukan arah masa depan negara untuk mencapai keberlanjutan juga disoroti. Para partisipan berharap pemimpin masa depan akan memberikan perhatian serius dan meneruskan komitmen mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Kajian dan dialog yang inisiasi konsorsium Think Climate Indonesia ini semoga dapat berkontribusi bagi pemerintah mendatang. Kami berharap Indonesia akan terus berkomitmen untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan untuk semua,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Kota Kita, Ahmad Rifai.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia