Jakarta (Greeners) – Tantangan tanggung jawab dalam pengelolaan sampah menjadi tugas besar yang melekat bagi individu dan juga berbagai sektor usaha. Salah satunya sektor komersial yakni perhotelan. Manajemen persampahan guna mendukung konsep green hotel sangat penting, sebab dari kajian yang ada, tamu hotel bisa menghasilkan satu kilo sampah per hari.
Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 meminta semua pihak berperan aktif mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA) dan lingkungan. Sementara dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 102 Tahun 2021 menyatakan bahwa pengelola kawasan perumahan, industri dan komersial wajib melakukan pengelolaan sampah di dalam area dan atau fasilitas yang menjadi tanggung jawabnya.
Jurnal yang Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram terbitkan menyebut, seorang pengunjung hotel rata-rata menghasilkan sekitar 1 kg sampah per malam. Adapun lebih dari separuhnya adalah sampah kertas, plastik dan kardus.
Sustainability Influencer dan Founder Tumbuh Hijau Urban, Dila Hadju menyatakan, tantangan tersulit saat berwisata yaitu menghindari sampah-sampah sekali pakai. Padahal sampah sekali pakai ini menjadi masalah utama manajemen sampah. Penting, sambung dia untuk memastikan pemilahan sampah secara mandiri saat berlibur dan menginap di hotel.
“Kalau di kamar tempat saya menginap ada setidaknya 2 tempat sampah, saya memilah sampah saya setidaknya menjadi sampah basah dan sampah kering.” kata influencer yang telah 2 tahun lebih melakukan advokasi sustainability ini dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, baru-baru ini.
Oleh sebab itu lanjutnya, hotel harus memilih dan memastikan vendor pengelolaan sampah yang mendukung sustainability.
Saat Menanggapi meningkatnya minat generasi muda terhadap wisata ramah lingkungan, Dila Hadju memperkirakan, saat ini banyak anak-anak muda yang hanya melihat sustainability sebagai tren yang keren. “Tapi selama itu adalah tren yang positif dan berdampak lama, kenapa tidak?,” imbuhnya.
Hotel Perlu Menerapkan Manajemen Persampahan
Head of Communication dan Engagement Waste4Change, Hana Nur Auliana mengatakan, penting bagi pengelola hotel untuk menerapkan manajemen persampahan guna mendukung konsep green hotel.
Manajemen persampahan tambahnya, membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama dari pengelola hotel, jasa pengangkutan dan daur ulang, serta wisatawan atau tamu hotel.
Hana menyarankan, pengelola hotel harus bersedia mengedukasi tamu dalam mendukung pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. “Yang terpenting adalah waste audit, yaitu mendefinisikan jenis timbulan sampah dan pengelolaannya,” katanya.
Hana menyebut, tak ada jaminan antara kelas hotel dengan ketepatan dalam pengelolaan manajemen persampahan untuk memastikan sustainability ataupun green hotel. “Bintang lima bukan berarti mendukung sustainability ataupun green hotel. Sebagai masyarakat maupun penyelenggara bisnis kita butuh mengecek kembali apakah pengelolaan sampahnya sudah sesuai dengan regulasi dan kebutuhan yang ada,” paparnya.
Misi Green Hotel untuk Bisnis yang Ramah Lingkungan
Sementara itu Director of Rooms of The Dharmawangsa Jakarta Angga Karamoy mengumumkan komitmen The Dharmawangsa Jakarta dalam mengelola sampah domestiknya. Sampah tersebut berasal dari para pengunjung hotel dan kegiatan bisnis dengan optimal dan bertanggung jawab.
Penerapan pengelolaan sampah ini bukan semata untuk menaati peraturan pemerintah, namun juga untuk mewujudkan misi The Dharmawangsa Jakarta yang ingin melakukan sesuatu yang lebih bagi lingkungan sekitar.
“Banyak hotel sudah menyadari pentingnya menerapkan operasional bisnis yang lebih ramah lingkungan. Namun, biasanya terkendala oleh berbagai hal,” ucapnya.
Kendala pertama, kesulitan memilih vendor dan partner yang tepat. Kedua, pertimbangan finansial jangka pendek. Angga mengungkapkan, Waste4Change menyediakan kemitraan yang memudahkan The Dharmawangsa Jakarta dalam menerapkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan karena memiliki sistem yang baik dan pelaporan yang accountable.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin