Bandung (Greeners) – Kegiatan tahunan Tahura Trail Running Race kembali diadakan untuk ketujuh kalinya pada tanggal 18-19 Januari 2019. Perlombaan lari bentang alam ini sekaligus juga menjadi pembuka bagi Asian Master Series di tahun 2019. Tidak jauh berbeda dari tahun lalu, terdapat lima kategori yang dilombakan, yaitu marathon trail 42k, half marathon trail 21k, long course 17k, short course 10k, serta family yang bisa diikuti hingga empat anggota keluarga. Setiap nomor melewati jalur yang berbeda dengan tingkat kesulitan yang bervariasi.
Pada kategori marathon trail 42k, pelari menghadapi tanjakan dengan perbedaan elevasi hingga 1.549 melewati Puncak Bintang. Kategori half-marathon 21k, pelari dimanjakan oleh pemandangan yang indah ketika melewati Tebing Keraton. Pada long course 17k, bersilang jalan dengan para pesepeda di Warung Bandrek dan pada short course 10k, melewati pemukiman warga menikmati keramahan masyarakat Bandung khusus untuk family course, disediakan pos air di beberapa titik.
Muhammad Affindi Bin Nudin, pelari asal Malaysia, berhasil menyelesaikan perlombaan dalam waktu 4 jam 27 menit 40 detik sekaligus meraih podium pertama pada kategori Open 42k marathon course. Tahura Trail Running Race ini adalah kali pertama baginya mengikuti lomba lari bentang alam di Bandung dan ia mengaku menikmati jalur lari yang ditempuh.
“Race kali ini cukup seronok (bagus) ya, tanjakan tidak terlalu tinggi namun downhill sangat menantang karena cukup panjang, licin dan banyak terdapat batu-batu besar di trek yang harus dilalui,” terang Taufik.
Meskipun tidak ada perubahan pada jalur dan kategori perlombaan, animo masyarakat terhadap perlombaan ini jauh lebih besar dibanding tahun lalu. Hal ini dikatakan oleh Taufik Hidayat, ketua penyelenggara Tahura Trail Running Race 2019.
“Iya, terjadi peningkatan peserta. Tahun ini peserta mencapai 2.740 orang yang datang dari seluruh Indonesia dan sekitar 26 negara,” ujar Taufik.
Kurangi Sampah, Jaga Tahura
Tahura Trail Running Race bukan hanya sekadar ajang berlari sambil menikmati alam karena selalu ada misi yang dibawa disetiap perhelatannya. Selain komitmen menumbuhkan kesadaran untuk menanam pohon dengan kampanye “1 Pelari, 1 Pohon”, tahun ini penyelenggara acara juga mengedukasi peserta dan penonton Tahura Trail Running Race akan pentingnya kesadaran tentang sampah dan kebersihan selama penyelenggaraan kegiatan.
Kegiatan edukasi pemilahan sampah ini merupakan kerjasama bersama Greeners.co untuk mewujudkan kegiatan yang minim sampah (less waste event). Pada saat diwawancarai oleh tim Greeners.co, koordinator program Less Waste Event Aris Yunanto menjelaskan bahwa ini adalah kali pertama Tahura Trail Running Race menerapkan konsep minim sampah.
Ada empat personel yang diturunkan untuk mengelola sampah dan mengedukasi pengunjung. Beberapa area yang dipantau oleh tim Less Waste Event yaitu area panggung, stan produk, pengambilan race pack, stan kuliner, dan gerbang start-finish.
Aris mengatakan, dalam pelaksanaan program Less Waste Event, Less Waste Project bekerjasama dengan Bank Sampah Hijau Lestari untuk mengelola sampah yang bisa didaur ulang. “Potensi sampah yang paling banyak adalah botol plastik sekali pakai dan plastik-plastik bekas kemasan race pack,” jelas Aris.
Menurut data yang dikumpulkan tim Less Waste Event, total sampah yang ditimbulkan selama dua hari pelaksanaan acara mencapai 130 kg dengan 81,72 kg merupakan sampah daur ulang, 13,8 kg sampah sisa makanan dan 34,89 kg sampah residu. Melalui pengelolaan yang baik maka potensi pengurangan sampah yang dibuang ke TPA mencapai 62,6%.
Meskipun pengurangan sampah sudah cukup besar, Aris mengatakan bahwa ke depannya masih bisa lebih baik lagi apabila ada kurasi tenant dan kesepakatan atau aturan untuk menggunakan produk atau kemasan produk yang tidak sekali pakai atau setidaknya dapat didaur ulang sehingga bisa mencegah timbulnya sampah dari awal.
Selain penanaman pohon dan pengurangan sampah, Tahura Trail Running Race 2019 juga berusaha untuk mengurangi kemacetan menuju areal perlombaan dengan menyediakan shuttle untuk para peserta atau pengunjung yang ingin menghadiri acara ini.
Penulis: Gede Surya Marteda