Jakarta (Greeners) – Enviu Indonesia sebagai penggerak usaha rintisan (startup) guna ulang telah merilis laporan mengenai pengurangan sampah dalam bisnis mereka. Laporan tersebut menunjukkan pada tahun 2023, startup yang dibina Enviu berhasil mengurangi 300 kilogram sampah plastik dari operasional mereka.
Enviu merupakan perusahaan ventures builders (pembangun usaha) berbasis di Rotterdam, Belanda yang telah berdiri sejak 20 tahun lalu. Dalam visinya, Enviu berfokus di bidang sosial dan lingkungan.
Enviu bertujuan mewujudkan paradigma konsumsi yang lebih berkelanjutan dan menjadikan sirkularitas sebagai jantung perekonomian. Di Indonesia, tahun 2024 ini Enviu memasuki tahun kelima berjalan.
Libatkan Semua Pihak untuk Mengurangi Sampah
Kepala Subdirektorat Tata Laksana Produsen Direktorat Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ujang Solihin Sidik mengatakan bahwa semua pihak harus terlibat bersama-sama untuk mengurangi sampah.
“Mulai dari produsen, ritel, komunitas, inovator, hingga investor itu yang ingin juga kami libatkan. Mereka mesti menerapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019,” ungkap Ujang dalam acara Sharing the 2023 Reuse and Refill Impact Report from ZWLL Enviu, di Jakarta, Senin (22/7).
Sejalan dengan aturan pemerintah, dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia, Enviu telah membentuk program Zero Waste Living Lab (ZWLL). Program ini bertujuan menciptakan dan mendukung bisnis yang mengurangi sampah plastik dari hulu dan mempromosikan kemasan isi ulang. Pendekatan ini bisa menangani akar penyebab limbah plastik sambil membuka jalan bagi model bisnis berkelanjutan.
ZWLL bersama para startup-nya dalam membangun tindakan untuk penggunaan ulang, telah berhasil secara signifikan mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dan dampak emisi karbon.
Kolaborasi dengan kelompok masyarakat seperti PKK dan bank sampah telah membawa pendidikan dan partisipasi dalam praktik berkelanjutan ke 600+ komunitas. Inisiatif bersama venture ZWLL, Alner, dan Allas telah berhasil mengurangi lebih dari 300 kilogram limbah plastik dan menghindari emisi sebesar 17 ton CO2eq.
Enviu Dorong Startup Guna Ulang
Ada banyak usaha rintisan yang Enviu Indonesia bantu dorong. Mulai dari bidang kuliner, seperti Allas, layanan pengemasan pengembalian pertama di Indonesia.
Bisnis guna ulang pada bidang kuliner ini, Allas bertujuan mengurangi dan mencegah sampah kemasan makanan sekali pakai. Ada pula Qyos, sebuah usaha yang menyediakan vending machine isi ulang. Hal itu untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari kepada konsumen.
BACA JUGA: Saatnya Terapkan Green Ramadan dengan Praktik Guna Ulang!
Alner juga merupakan salah satu startup di bawah naungan Enviu Indonesia yang dipimpin oleh Bintang Ekananda. Kini, Alner menjadi salah satu usaha guna ulang yang sedang naik daun dan mulai banyak peminat.
Guna Ulang Mampu Kurangi Sampah
Ujang menyampaikan, melalui Permen LHK No. 75 Tahun 2019, KLHK telah mengajak produsen untuk mengurangi sampah hingga 30% pada tahun 2029.
Startup yang dibina oleh Enviu pun juga telah menggandeng produsen untuk mengurangi sampahnya dengan praktik guna ulang dan isi ulang. Hal ini menjadi pembuka jalan mudah bagi produsen untuk mengurangi sampah plastik dari hulu dengan guna ulang.
Apalagi, Indonesia telah menghasilkan 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Jumlah sampah tersebut tidaklah sedikit. Upaya pengurangan sampah pun penting produsen lakukan, salah satunya melalui praktik guna ulang.
Sebagai studio wirausaha, Enviu Indonesia akan terus berkomitmen membangun sistem yang kuat untuk masa depan berkelanjutan di Jakarta dan memperluas dampak positifnya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia