Siswa SD Sidoarjo Teliti Cemaran Mikroplastik di Sungai Cemandi

Reading time: 2 menit
Para siswa Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) 2 Sidoarjo meneliti mikroplastik di Sungai Cemandi. Foto: Ecoton
Para siswa Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) 2 Sidoarjo meneliti mikroplastik di Sungai Cemandi. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Siswa Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) 2 Sidoarjo meneliti mikroplastik di Sungai Cemandi bersama Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton). Para siswa terkejut saat mengetahui adanya kandungan mikroplastik di sungai tersebut.

Mereka menemukan tiga jenis mikroplastik dalam sampel air sungai, yakni fiber, filamen, dan fragmen. Temuan ini menunjukkan bahwa pencemaran sungai oleh plastik menjadi ancaman nyata, bahkan di lingkungan sekitar.

Penelitian sederhana ini merupakan bagian kegiatan edukasi oleh Ecoton. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap bahaya mikroplastik dan dampaknya terhadap ekosistem. Selain menerima materi teori, para siswa juga mendapatkan pelatihan langsung dalam mengidentifikasi dan menganalisis sampel air.

Pakar lingkungan Ecoton, Prigi Arisandi mengatakan bahwa saat ini banyak sungai di Indonesia yang sedang ‘sakit’ akibat pencemaran. Terutama, dari polusi plastik yang semakin tidak terkendali.

“Faktanya, 80 persen ikan di sungai telah mengonsumsi mikroplastik. Akibatnya, ikan-ikan mengalami intersex akibat hormonnya terganggu. Bahkan, berpotensi menjadi bencana kepunahan ikan di masa depan,” ujar Prigi lewat keterangan tertulisnya, Jumat (31/1).

Para siswa Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) 2 Sidoarjo meneliti mikroplastik di Sungai Cemandi. Foto: Ecoton

Para siswa Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) 2 Sidoarjo meneliti mikroplastik di Sungai Cemandi. Foto: Ecoton

Bahaya Jajanan Kemasan Plastik

Selain pencemaran sungai, Ecoton juga khawatir terhadap kebiasaan konsumsi di sekolah-sekolah yang kerap menyediakan jajanan dalam kemasan plastik sekali pakai serta minuman berpemanis buatan.

“Laporan Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa konsumsi minuman manis menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus gagal ginjal pada anak-anak sekolah. Ini adalah ancaman kesehatan serius yang harus segera diatasi,” ujar Manajer Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah.

Sementara itu, Kepala Sekolah MIN 2 Sidoarjo, Islakhah Wahyuni, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Ia juga menekankan pentingnya edukasi lingkungan bagi siswa.

“Kegiatan seperti ini tidak hanya memperkaya wawasan siswa di dalam kelas, tetapi juga memberikan pengalaman langsung tentang kondisi lingkungan sekitar mereka,” ujarnya.

Menurutnya, temuan mikroplastik di Sungai Cemandi juga menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Ecoton dan MIN 2 Sidoarjo berharap kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak sekolah serta komunitas untuk berperan aktif dalam upaya konservasi lingkungan.

Alaika juga mengatakan bahwa perlu langkah konkret untuk membangun kesadaran sejak dini. Mulai dari kebijakan sekolah yang melarang penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong praktik konsumsi yang lebih ramah lingkungan. Dengan edukasi yang berkelanjutan, sekolah dapat menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi peduli lingkungan demi masa depan yang lebih berkelanjutan.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top