Jakarta (Greeners) – Sampah makanan (food waste) masih menjadi tantangan terbesar bagi Indonesia. Bahkan Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan pembuang makanan terbesar secara global pada tahun 2018 menurut The Economist Intelligent Unit.
Data yang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) keluarkan pada tahun 2021 menyebut bahwa besaran sampah makanan yang Indonesia hasilkan mencapai 23-48 juta ton/tahun. Apabila bisa diantisipasi dengan tepat, jumlah tersebut bisa memberi makan sekitar 61-125 juta orang (29-47 %).
Padahal, Indonesia telah berkomitmen dalam mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) tahun 2030. Tepatnya pada target 2 (menghilangkan kelaparan) dan target 12 (konsumsi dan produksi yang berkelanjutan).
Merespon hal tersebut, Surplus Indonesia melakukan aksi nyatanya. Melalui peluncuran program “Sarinah Bebas Food Waste“. Program tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU antara Surplus Indonesia (platform penggiat food waste) dengan mal Sarinah (BUMN) baru-baru ini.
Badan Pangan Nasional, Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) dan Yayasan Surplus Peduli Pangan (YSPP) turut mendukung program ini.
Program ini bersifat strategis sekaligus menjadikan Sarinah sebagai mal pertama yang berkomitmen dalam menekan laju food waste melalui aplikasi Surplus.
Seluruh Mal di Indonesia Bakal Aplikasikan Bebas Food Waste
Dalam waktu dekat, seluruh mal di Indonesia juga akan mengaplikasikan program serupa. Hal ini sebagai bentuk komitmen dalam memberantas kemubaziran dan permasalahan besar masyarakat Indonesia.
Aktivitas pada program “Sarinah Bebas Food Waste” terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas bisnis dan sosial. Aktivitas bisnis melibatkan tenant food and beverage (F&B) di Sarinah seperti Rumah Atsiri, Nastar by Ritz, Paviliun, Sari Ratu, HAUS!, Es Teler 77 dan Sari Delicatissen.
Kemudian pengguna aplikasi Surplus dapat membeli makanan pada tenant tersebut dengan harga diskon 50 %. Hal ini dapat membantu pengurangan food waste bagi pelaku usaha F&B.
Sedangkan untuk aktivitas sosialnya, tim relawan Yayasan Surplus Peduli Pangan akan membantu menyalurkan produk berlebih dari tenant F&B kepada masyarakat di sekitar kawasan Sarinah. Aksi ini sebagai upaya menyelamatkan makanan berlebih sekaligus membantu sesama.
Harapannya, di akhir tahun 2022, program “Sarinah Bebas Food Waste” dapat mencegah lebih dari 10 ton makanan yang dapat berpotensi menjadi sampah makanan. Sekaligus berhasil mencegah kerugian finansial hingga mencapai Rp 500 juta bagi para tenant di mal Sarinah.
Selain itu program ini dapat mencegah potensi munculnya lebih dari 100 ton CO2 dari total makanan yang terselamatkan melalui aplikasi Surplus dan kegiatan Yayasan Surplus Peduli Pangan.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin