Jakarta (Greeners) – Solidaritas Aksi Mahasiswa untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Maluku Utara dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) mengirim surat dan sampah ke Unilever Indonesia. Aksi tersebut bentuk protes karena sampah-sampah dihasilkan mencemari lingkungan.
Peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara Prigi Arisandi menyebut salah satu bentuk protes ini mereka lakukan dengan mengirim sampah ke Presiden Direktur Unilever Indonesia.
“Pengiriman sampah pada Presiden Direktur Unilever Indonesia adalah bentuk protes kami kepada produsen yang menghasilkan sampah sachet multilayer. Sampah ini membebani lingkungan karena sulit bahkan tidak bisa didaur ulang,” katanya dalam keterangan tertulisnya baru-baru ini.
Menurutnya, ancaman sampah plastik di Ternate sangat mengkhawatirkan. Temuan ESN menyebut ada 173 partikel mikroplastik dalam 100 liter air di Pantai Dufa-Dufa, Pesisir Kampung Makasar, Mangga Dua, Soasio dan Ake Ga’aleh di Kelurahan Sangaji.
Bahkan penelitian tahun 2021 menyebutkan ikan-ikan karang di Pulau Ternate sudah terkontaminasi mikroplastik.
Menanti Tanggung Jawab Unilever
Sekjen Samurai Maluku Utara Rakib Badar menegaskan, produsen penghasil sampah harus melakukan extendeed produsen responsibility. Sebab sampah tersebut tidak bisa terolah secara alami.
Berdasarkan hasil aksi pungut sampah dan brand audit yang tim lakukan di Pantai Kota Ternate, ada berbagai jenis sampah sachet dari PT Unilever terapung di perairan. Sampah ini berpotensi terpecah-pecah menjadi mikroplastik.
Produsen lain yang sampah plastiknya mengotori perairan Kota Ternate di antaranya Mayora, Wings, Indofood dan Danone. Para produsen ini pun harus ikut bertanggungjawab atas sampah yang mengotori kota Ternate.
Tak ingin Pantai Ternate semakin tercemar oleh plastik, tim juga mendesak produsen berpartisipasi membersihkan sampah di Pantai Ternate. “Industri harus bertanggung jawab ikut mengelola 30 % dari total sampah yang mereka hasilkan,” ucapnya.
Tolak Sampah Plastik Sekali Pakai
Atas kondisi tersebut, Samurai Maluku Utara tidak ingin generasi ke depan menanggung beban kerusakan lingkungan akibat kecerobohan generasi saat ini. Terutama kecerobohan dalam pengelolaan sampah plastik sekali pakai.
“Samurai juga mengimbau masyarakat Ternate untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, sachet, botol air mineral, sedotan dan styrofoam. Jenis ini selain merusak lingkungan juga bisa mengganggu kesehatan terutama sistem hormon manusia,” tutur Rakib.
Samurai Juga akan mengawasi pemerintah dalam pengelolaan dan pelayanan sampah. “Kami ingin PT Unilever segera turun ke Ternate dan membersihkan sampah mereka,” tegasnya.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin