Bandung (Greeners) – Perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XV yang melibatkan atlet-atlet terbaik dari masing-masing provinsi di seluruh Indonesia akan segera dimulai. Tahun ini, Jawa Barat dipercaya sebagai tuan rumah kompetisi olahraga terbesar di Indonesia yang diselenggarakan setiap empat tahun ini.
Diprediksi sekitar 24.000 orang akan berkunjung ke Jawa Barat selama berlangsungnya PON dan Peparnas ini. Selain menghadirkan potensi ekonomi dan promosi bagi penduduk Jawa Barat, potensi dampak negatif ke lingkungan yang muncul dari perhelatan ini juga tidak kalah besar mulai dari sampah, kemacetan dan lainnya.
Kota Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat sekaligus tuan rumah dari 44 venue pertandingan mulai melakukan berbagai persiapan, salah satunya dengan membersihkan arena dan gelanggang olahraga pada Rabu (14/09). Diperkirakan sekitar 1.500 orang hadir dan turut serta dalam kegiatan bertajuk “Gerakan Barudak Bandung Bebersih Nyambut PON XIX Jawa Barat 2016” ini.
Gerakan pungut sampah ini dilakukan oleh pelajar, pendidik, dan relawan dari berbagai komunitas di Kota Bandung di 6 titik arena yang akan digunakan untuk PON dan Papernas. Enam titik tersebut yaitu Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Stadion Siliwangi, GOR Padjajaran, GOR Saparua, GOR UPI, dan SOR Arcamanik.
Ketua Kelompok Kerja Lingkungan Hidup Program Bandung Masagi sekaligus inisiator kegiatan ini, Kudi Rukadi, menjelaskan, gerakan ini merupakan implementasi dari pendidikan karakter yang diterapkan kepada generasi muda Kota Bandung yang peduli lingkungan, religius, rasa bela negara yang tinggi dan berwawasan budaya serta kearifan lokal. “Aksi ini menunjukan kalau warga Bandung siap untuk jadi tuan rumah yang baik dan tidak bikin malu Jawa Barat,” tegas Kudi.
Hal yang serupa disampaikan oleh Karen, staf pengajar SD Arvardia Global Islamic School yang ikut terlibat aksi di Gelora Bandung Lautan Api. “Acara seperti ini bisa jadi wahana buat menumbuhkan kesadaran pada anak tentang kepedulian terhadap lingkungan,” ujar Karen.
Karen mengatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat menyenangkan untuk anak-anak SD Arvardia sekaligus bisa membiasakan kepedulian pada lingkungan sejak dini. “Mudah-mudahan kedepannya edukasi tentang lingkungan bisa lebih dikuatkan,” katanya.
Selain inisiatif masyarakat, Panitia Besar PON XIX dan Peparnas XV telah menyiapkan strategi untuk meminimalisasi dampak lingkungan dan sosial yang mungkin terjadi selama kompetisi ini berlangsung.
Menurut Hendro Subroto, salah satu Panitia PON XIX dan Peparnas XV, salah satu strategi yang diterapkan adalah melibatkan berbagai pihak untuk turun tangan dan nantinya akan dikoordinasi masing-masing Panitia Besar yang melekat di tiap Kota dan Kabupaten Jawa Barat.
“Kegiatan ini salah satu contoh partisipasi masyarakat yang kami harapkan,” jelas Hendro. “Kami terbantu sekali dengan kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran bahwa bersih itu bagian dari penyelenggaraan.” Hendro berharap agar kegiatan serupa bisa dimulai di Kota dan Kabupaten lain di Provinsi Jawa Barat.
Penulis: Gede Surya Marteda