Rumah Kaca Kantong Semar Kebun Raya Cibodas Dibuka Kembali

Reading time: 3 menit
Kebun Raya Cibodas membuka kembali rumah kaca kantong semar sebagai edukasi untuk masyarakat umum. Foto: BRIN
Kebun Raya Cibodas membuka kembali rumah kaca kantong semar sebagai edukasi untuk masyarakat umum. Foto: BRIN

Jakarta (Greeners) – Kebun Raya Cibodas membuka kembali rumah kaca kantong semar atau Nepenthes sebagai edukasi untuk masyarakat umum. Pembukaan ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mengenal tumbuhan kantong semar sekaligus sebagai tempat untuk belajar dan melakukan penelitian.

Rumah kaca yang berfokus pada konservasi Nepenthes dataran tinggi ini memiliki 80 jenis Nepenthes (180 individu) yang terbagi dalam beberapa kelompok. Di antaranya 30 jenis berasal dari Sumatra, 2 jenis dari Jawa, 8 jenis dari Kalimantan, 8 jenis dari Sulawesi, 2 jenis dari Papua, serta 15 jenis dari luar Indonesia dan 15 jenis hibrida.

Selain Nepenthes, terdapat juga 7 marga tumbuhan karnivora lainnya, seperti Cephalotus, Sarracenia, Dionaea, Utricularia, Pinguicula, Drosera, dan Heliamphora.

Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), R. Hendrian, menyampaikan bahwa revitalisasi rumah kaca Nepenthes ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pemeliharaan tumbuhan Nepenthes yang ada di kebun raya.

BACA JUGA: BRIN Temukan Ngengat Jenis Baru, Petani Cengkeh Waspada!

“Apabila jenis-jenis yang di-display dalam rumah kaca tersebut merupakan koleksi kebun raya memenuhi kriteria untuk dapat di claim sebagai koleksi, maka tentu ini merupakan langkah yang sangat baik untuk mendukung upaya konservasi pada taksa tersebut,” ungkap Hendrian lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (21/12).

Hendrian juga menekankan bahwa konservasi harus melampaui fase penyelamatan, pengumpulan, dan tampilan. Kemudian, kegiatan ini perlu diikuti dengan penelitian dan pemanfaatan yang berkelanjutan.

Ia berharap ke depannya akan banyak peneliti yang fokus pada taksa-taksa tertentu, termasuk Nepenthes, untuk memperkuat upaya konservasi tumbuhan di Indonesia.

Kesempatan Belajar Generasi Muda

Pembukaan kembali rumah kaca Nepenthes memberikan kesempatan lebih besar bagi generasi muda untuk belajar. Mereka dapat memanfaatkan tempat ini untuk mengenal berbagai jenis atau famili tanaman yang berperan besar terhadap ekosistem.

Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, Ratih Damayanti, menyampaikan bahwa rumah kaca Nepenthes di Cibodas dapat memfasilitasi siswa-siswi serta para peneliti yang ingin belajar dan melakukan penelitian terkait tanaman Nepenthes.

“Dari sisi konservasinya, rumah kaca ini memiliki peran konservasi yang sangat kuat. Sebab, ada beberapa jenis Nepenthes yang sudah hampir terancam punah. Ke depannya, BRIN Bersama MNR akan berkolaborasi untuk mendata jenis Nepenthes yang akan jadi koleksi,” terangnya.

Ratih menambahkan, 80 jenis Nepenthes yang ada di rumah kaca ini memiliki karakter dan keunikan masing-masing, serta manfaat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, BRIN berencana menyusun panduan atau buku katalog terkait karakter unik dari masing-masing jenis Nepenthes tersebut.

Ia berharap panduan tersebut dapat mengedukasi siswa-siswi maupun masyarakat luas tentang tanaman Nepenthes, sekaligus memasukkan unsur lima tugas dan fungsi kebun raya di dalamnya.

Jenis Nepenthes Beragam

Saat ini, rumah kaca Nepenthes di Kebun Raya Cibodas memiliki lebih banyak jenis Nepenthes. Sehingga, bisa memperluas wawasan pengunjung mengenai tumbuhan pemakan serangga ini.

Keberadaan rumah kaca ini juga mewakili berbagai jenis kantong semar dataran tinggi yang ada di Indonesia. Hal itu juga sekaligus menjamin kelestarian tumbuhan tersebut melalui berbagai upaya perbanyakan dan penelitian di Kebun Raya Cibodas.

Di samping itu, rumah kaca Nepenthes mulai dirintis sejak tahun 2009, bekerja sama dengan Komunitas Tanaman Karnivora Indonesia (KTKI). Peresmian rumah kaca ini pertama kali pada 11 April 2014, bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-162 Kebun Raya Cibodas. Pembangunan rumah kaca ini dilakukan karena tanaman Nepenthes memiliki nilai konservasi yang sangat tinggi.

BACA JUGA: Pangan dan Energi Masih Jadi Fokus Utama Penelitian BRIN

Sebanyak 37% dari total tanaman Nepenthes yang ada di dunia termasuk dalam kategori terancam punah. Sebarannya juga sangat terbatas, seperti di hutan sekunder, hutan rawa, dan hutan kerangas. Oleh karena itu, semua pihak harus menjaga kelestariannya dengan baik.

Menurut data dari IUCN Red List, terdapat juga 27 jenis kantong semar yang terancam punah. Dari total tersebut, 4 jenis di antaranya berstatus Critically Endangered (kritis) dan 4 lainnya berstatus Endangered (terancam).

Tumbuhan Nepenthes ini termasuk dalam kategori tumbuhan yang harus dilindungi keberadaannya. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, serta Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top